Detak jantung yang mengembara
ketika malam tiba.
Tak mampu lagi menembus kata
dalam alunan suara dzikir
menanti ”kedatangan”NYA.
Entah sudah berapa lama
aku bersimpuh "menghadap”MU.
Namun,
aku masih saja termangu
didalam deritaku.
Suara burung malam
hampir-hampir mengejutkan.
Tak lagi aku mampu
ketika aku bertanya
siapakah aku ini ?
Aku bertanya kembali
pada relung-relung hati.
Aku tak tahu jawabnya.
Hanyalah ranting-ranting malam
yang berjatuhan
ditiup angin kian kemari.
Namun hatiku gundah.
Sebuah kerinduan begitu
besar, begitu dahsyat.
Seakan-akan,
aku tak mampu.
Seakan-akan,
aku tak berdaya
menanti ”kedatangan”MU.
Tapi kutahu,
dan aku mengerti.
Betapa aku
adalah segunduk tanah
yang tiada berarti.
Aku bukanlah sebuah gunung.
Aku bukan pula seluas lautan.
Aku ini manusia.
Aku ini hamba.
Hamba yang sedang mencari,
datangnya kerinduanku.
Datangnya kerinduanku,
untuk ”bertemu” denganMU.
Ya Allah, Ya Robb
YANG MAHA dari segala Yang Maha.
Aku ini hamba.
Namun aku sadar
bahwa aku harus mencari
siapa aku ini.
Karena aku sedang sendiri
aku sedang tafakur
menanti jawab
siapa sebenarnya aku ini.
Karena aku tahu
aku tak mampu untuk ”mengenal”MU
karena kerinduanku
hanyalah sebuah kerinduan.
Aku akan mencari.
Aku akan mencari.
Dan aku ingin dapati
harumnya Bunga Si Harum Dalu
Adalah bagaimana aku harus mengerti.
Bagaimana aku harus tahu
tentang siapa aku.
Agar kerinduanku mencapai puncak.
Adalah puncakMu
dimana aku ”mengenal”Mu.
Tapi aku
aku sendiri
aku sedang berjalan
meniti antara langit dan bumi.
Hingga aku tak mengerti
betapa banyak butir-butir, noda-noda,
yang masih menempel di HATI NURANI-ku
adalah kabut nafsu.
Maka,
sungguh aku tertutup.
Bahkan aku lupa.
Bahkan aku tidak mengerti lagi
siapa aku yang
sebenarnya.
Karena sesungguhnya,
aku hanya tahu
dan aku hanya mengerti
namun aku tak mengetahui.
Ya Allah.
Aku berjalan didalam kerinduan.
Aku berjalan didalam pengertian.
Namun,
aku masih rindu.
Aku sedang rindu.
Aku sedang menanti kerinduan .
”kedatangan”MU bersama aku
dan aku ”bersama”MU.
Namun begitu sulit
aku mengenali aku.
Sehingga aku menjadi buta.
Aku menjadi tuli.
Dan aku tak mengerti.
Aku lupa akan diriku.
Sehingga,
aku belum juga menemui kerinduan.
Sebagaimana kerinduan
yang sedang kucari.
Aku tahu.
Aku harus TAHU
DIRI
untuk mengenal diri
agar kerinduan itu
datang menjemput.
Dan aku tahu
agar kerinduan itu datang
”bersama”MU.
Aku rindu,
didalam kerinduan.
Tapi aku tak tahu
bagaimana mencapai
kerinduan.
source: : menuju kesempurnaan hidup sejati
0 komentar:
Posting Komentar