Minggu, 13 Februari 2011

ULAR BERKEPALA DUA

Sering dengar ungkapan "ular berkepala dua" ? Sebenarnya tidak hanya
sekedar ungkapan, makhluk ini memang ada di alam sana dan kemunculannya
mulai sering seperti kemunculan hewan-hewan yang terlahir berkepala dua
lainnya. 





Tidak seperti biasanya jika ular normal
kemunculannya merupakan hal biasa bagi orang, tapi kemunculan si kepala
dua ini bisa bikin orang stress, tapi sebenarnya sosoknya cukup memikat
hati. Sesungguhnya ular berkepala dua merupakan hewan kembar siam, yang
menempel satu sama lain melalui organ-organ atau bagian tubuh mereka.
Ini artinya mereka nempel dengan saling berbagi organ, salah satu
kepalanya merupakan parasit bagi lainnya.














 


Lahirnya kembar siam seperti ini terjadi saat
pembelahan embrio pada proses pembentukan menjadi kembar identik, entah
untuk suatu alasan tertentu sebelum kelahirannya pembelahan tersebut
tidak selesai. Titik dimana embrio berhenti membelah bervariasi sehingga
ular-ular ini bisa nyambung di mana saja di bagian tubuhnya. Studi pada
ular-ular ini menunjukkan bahwa hampir seluruh ular berkepala dua
mengalami kesulitan dalam lingkungannya.


















Meski ular berkepala dua ini harus saling berbagi
bagian tubuh, kedua kepalanya tidak begitu saling "memahami" satu sama
lain sehingga menganggap segala sesuatunya secara individual. Jadi
seringkali mereka berada pada situasi dimana mereka harus bertarung saat
menemukan makanan. Karena kepala mereka berbagi satu tubuh dimana juga
berbagi organ yang sama, saat kepala yang satu makan, maka kepala yang
lainnya akan juga merasa kenyang. Mungkin ini yang tidak dipahami kepala
yang tidak makan saat merasa kenyang juga sementara dia tidak melakukan
apa-apa.














Satu masalah lagi selain saat makan, yaitu saat
menentukan kemana arah harus berjalan. Karena mereka memiliki
masing-masing otak yang mungkin saja menerima informasi yang berbeda
sehingga yang terjadi salah satu kepala akan selalu dominan menarik
kepala yang lainnya pada arah yang lain.










Situasi bertambah rumit saat mereka menghadapi
serangan musuh. Salah satu dari dua kepala itu mungkin menghendaki
melawan musuh sementara satunya lagi menghendaki menghindari musuh
secepatnya sehingga mereka sering kehilangan waktu pada saat-saat yang
kritis. Hal ini turut membuat peluang hidup mereka di alam liar menjadi
kecil.












Jika beruntung, ular berkepala dua bisa mencapai
usia hingga dua puluh tahun atau lebih dengan kepala sebelah kanan
biasanya menjadi lebih dominan dalam pengambilan keputusan, entah saat
harus ke arah mana berjalan hingga mangsa apa yang akan dijadikan
makanan.


















sumber : http://aneh-tapi-nyata.blogspot.com/2010/10/ular-berkepala-dua.html

0 komentar:

Posting Komentar