Minggu, 01 Januari 2012

Mengatasi Malaria Secara Tradisional








Malaria merupakan salah satu penyakit mewabah yang disebabkan oleh protozoa dari jenis plasmodium. Ada empat jenis plasmodium yang dapat menginfeksi manusia, yaitu plasmodium falcifarum, plasmodium vivax, plasmodium malarie, dan plasmodium ovale. Penularan malaria dengan perantara gigitan nyamuk Anopheles sp. Di Indonesia terdapat 93 species Anopheles yang merupakan vector penyakit malaria. Yang terpenting diantaranya yaitu :


  • Anopheles sundaicus : terdapat di pantai

  • Anopheles aconitus : terdapat di sawah

  • Anopheles maculates : terdapat di sumber air

  • Anopheles leucosphyrus : terdapat di hutan

  • Anopheles hyrcanus : terdapat di rawa-rawa




Penyakit malaria dapat terjadi melalui sporozoit yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang mengandung sporozoit tersebut, melalui bentuk/stadium aseksual plasmodium dalam eritosit (merozoit, terofozoit atau skhizon) yang masuk ke dalam tubuh manusia secara tidak sengaja. Misalnya melalui transfusi darah, suntikan, atau secara bawaan/congenital. Dampak penyakit malaria selain menyebabkan gangguan kerusakan sistem dan fungsi organ, juga dapat menyebabkan kematian terutama pada penderita yang tidak imun. Manusia merupakan penampung dan nyamuk Anopheles adalah pembawa dari keempat jenis protozoa yang menyebabkan malaria pada manusia. Kedua-duanya mempunyai peranan penting dalam daur kehidupan parasit. Setelah berproduksi melalui perkawinan dalam nyamuk, protozoa mengalami berbagai tahap melipat gandakan diri dalam manusia, mula-mula dalam hati, kemudian dalam sel darah merah. Darah merah ini pecah setelah parasit menjadi banyak. Pelepasan protozoa dalam darah yang terjadi secara teratur menimbulkan demam tinggi yang berulang secara periodik, yaitu suatu ciri khas penyakit ini.



Gejala umum dari penyakit malaria diantaranya yaitu: penderita merasa sakit kepala, lesu diikuti demam tinggi dan sering kali disertai dengan menggigau serta menggigil, diakhiri dengan berkeringat banyak. Gejala yang terpenting pada serangan malaria adalah demam. Tiap-tiap demam malaria dibagi dalam tiga stadium. Stadium pertama dimulai dengan menggigil. Stadium kedua merupakan rasa kepanasan dan demam memuncak. Stadium ketiga adalah masa berkeringat. Demam yang terjadi pada penyakit malaria berkaitan erat dengan pertumbuhan benalu di dalam darah si penderita. Biasanya demam berlangsung selama 24 jam dan tergantung pada lamanya sporulasi benalu malaria. Stadium kepanasan lamanya kurang lebih 8 - 16 jam. Dalam usaha pemberantasan dan pembasmian penyakit malaria, hendaknya melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:

1. Tindakan-tindakan terhadap manusia.

Memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat terhindar dari penyakit malaria dengan usahanya sendiri, misalnya tidur berkelambu dan ikut aktif dalam usaha pemberantasan malaria lainnya.

2. Tindakan-tindakan terhadap Plasmodium sp. Dengan menggunakan obat antimalaria, sehingga semua Plasmodium sp yang terdapat dalam tubuh penderita dapat terbunuh. Obat anti malaria tersebut dapat pula dipakai sebagai usaha pencegahan sebelum orang pergi ke daerah malaria dan selama berada di daerah malaria.

3. Tindakan-tindakan terhadap vector penyakitnya.

a. Usaha untuk membunuh larva (jentik-jentik)-nya. Secara biologis dengan memelihara ikan pemakan jentik-jentik nyamuk. Meniadakan air tergenang tempat bertelurnya nyamuk-nyamuk.

b.Usaha untuk membunuh imagonya (serangga dewasa). Tindakan yang dapat dilakukan untuk pemberantasan terhadap vector penyakit malaria yaitu dengan menggunakan insectisida. Bila bersentuhan dengan insectisida Anopheles akan mati dalam waktu 24 - 48 jam. Daya bunuh insectisida yang menempel pada dinding berlangsung selama 6 bulan.



Oleh karena itu, rumah-rumah perlu disemprot setiap 6 bulan sekali. Upaya pengembangan vaksin malaria hingga kini tengah dilakukan. Namun sampai saat ini belum tersedia vaksin yang efektif untuk semua plasmodium yang terdapat dalam daur hidupnya. Demikian pula dengan imunitas yang diindikasi oleh vaksin, hanya memberi daya pelindung yang singkat. Misalnya vaksin psozoroit, hanya memberi imunitas tidak lebih dari tiga bulan terhadap plasmodium vivak. Selain itu, perlindungan tersebut hanya diberikan terhadap infeksi oleh galur plasmodium yang homolog. Selain dengan berkonsultasi ke dokter, untuk mencegah dan mengatasi penyakit malaria dapat digunakan cara alamiah dengan memanfaatkan tanaman berkhasiat obat, diantaranya yaitu :


  • 30 gram sambiloto segar direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, airnya disaring diminum.

  • 25 gram temulawak segar + 30 gram daun sosor bebek segar + 30 gram daun meniran segar direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, airnya disaring, diminum hangat-hangat.

  • 20 gram temu hitam + 1/2 pilah daun pepaya dihaluskan + 200 cc air matang, diperas airnya, diminum.

  • 30 - 60 gram tanaman tapak dara segar direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, airnya disaring, diminum.

  • 20 gram daun tapak liman segar + 20 gram temu lawak segar + 25 gram daun bluntas segar direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, airnya disaring, diminum hangat-hangat.

  • 30 gram daun ketapang segar direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, airnya disaring, diminum hangat-hangat.




Catatan : anda dapat menggunakan salah satu cara tradisional di atas, lakukan secara teratur. Dalam melakukan perebusan gunakan panic enamel atau periuk tanah. b. Melakukan pengobatan semua penderita untuk penyembuhan dan meniadakan sumber penularan.



silahkan anda Copy paste artikel diatas tapi kalau anda tidak keberatan mohon cantumkan sumber dengan linkback ke blog ini. terimakasih....!!!

0 komentar:

Posting Komentar