Rabu, 24 Agustus 2011

Seorang profesor mengklaim menemukan petunjuk lokasi harta karun suku Maya seberat 8 ton pada Dresden Codex










Kita
selalu takjub dengan petualangan memburu harta karun seperti yang
digambarkan dalam film Indiana Jones atau National Treasure. Tetapi bagi
Joachim Rittsteig, petualangan yang sesungguhnya baru akan dimulai
karena ia mengklaim telah berhasil menemukan sebuah petunjuk yang
mengarah kepada lokasi harta karun suku Maya. Ia menemukan petunjuk itu di dalam Dresden Codex yang telah berusia ratusan tahun.






Perlu
dicatat kalau Joachim bukanlah seorang pengkhayal yang terlalu banyak
menonton film petualangan. Ia adalah seorang profesor Emeritus di
universitas Dresden yang telah mempelajari kebudayaan suku Maya selama
40 tahun. Ia juga ahli bahasa suku Maya dan salah satu objek penelitiannya adalah Dresden Codex yang berisi catatan-catatan mengenai kebudayaan suku Maya.





Joachim
percaya kalau pada Codex itu tersembunyi harta karun berupa emas murni
seberat 8 ton. Bukan itu saja, Joachim mengklaim mengetahui lokasi
persembunyian harta tersebut, yaitu di dasar danau Izabal.





Dresden Codex atau Codex Dresdensis
sendiri adalah satu dari empat dokumen utama yang masih tersisa dari
kebudayaan Maya. Dokumen ini pertama kali ditulis oleh para pendeta suku
Maya pada tahun 1250 Masehi. Dokumen ini memiliki 74 halaman dengan 74
hieroglyps yang berbeda. Jika direntangkan, panjangnya mencapai 3,56
meter. Para ahli percaya kalau dokumen ini adalah dokumen tertua yang pernah ditulis di benua Amerika.Dresden
codex ditulis diatas kertas yang terbuat dari batang pohon ara dan
ditulis oleh delapan penulis yang memiliki gaya tulisan yang
berbeda-beda. Masing-masing dari mereka juga membahas subjek yang
berbeda pula.

Ada bahasan mengenai astronomi yang memuat tabel
Venus dan Bulan dengan akurasi yang luar biasa. Tabel bulan itu
memiliki interval yang berkolerasi dengan gerhana. Sedangkan tabel
Venus berkorelasi dengan pergerakan planet itu di angkasa.


Di
dalamnya juga ada almanak, tabel astrologi, informasi mengenai
musim-musim, banjir, penyakit, pengobatan, referensi keagamaan dan
saran mengenai waktu bercocok tanam.

Selain itu, codex ini
jugalah yang dianggap banyak orang telah memprediksikan kehancuran bumi
pada tahun 2012 karena pada bagian akhirnya diceritakan mengenai bumi
yang tenggelam oleh air yang keluar dari mulut naga.
Pertama kali Codex ini dikenal masyarakat luas adalah pada tahun 1739 ketika Johann Christian Gotze, direktur Royal Library
di Dresden, membelinya dari kolektor pribadi di Wina, Austria.
Bagaimana awalnya Codex itu bisa berada di Wina tidak diketahui dengan
pasti. Namun ada spekulasi yang menyebutkan kalau Codex itu mungkin
telah dihadiahkan oleh Hernando Cortes kepada Charles I, Raja Spanyol pada waktu itu.

Seperti
yang kita ketahui, Hernando Cortes adalah penakluk Spanyol yang
berhasil menguasai sebagian besar wilayah Mexico pada awal abad ke-16,
termasuk kerajaan Aztec yang berhasil dilumpuhkannya pada tahun 1521.

Setelah
diperoleh oleh Gotze, pada tahun 1744, Codex itu diberikan kepada Royal
Library di Dresden yang kemudian memamerkannya untuk pertama kali pada
tahun 1848.

Pada perang dunia II, codex itu mengalami kerusakan
serius akibat pengeboman. Dua belas halamannya rusak dan bagian-bagian
lainnya hancur. Namun, usaha restorasi yang terus menerus berhasil
memulihkannya sehingga bisa dipelajari hingga kini.
Siapa sangka, dokumen yang awalnya hanya dianggap bernilai sejarah ini ternyata mengandung petunjuk mengenai harta karun yang sangat berharga.

"Codex Dresden memiliki petunjuk yang mengarah kepada delapan ton emas murni." Kata Joachim Rittsteig.

Dengan disponsori oleh surat kabar Bild
dari Jerman, Ia telah menyiapkan sebuah ekspedisi menuju danau Izabal,
tempat yang dipercayainya menyimpan harta karun tersebut.



Joachim Rittsteig

Menurut Rittsteig, halaman 52 pada codex tersebut menyebutkan mengenai sebuah kota suku Maya yang bernama Atlan
yang hancur oleh gempa bumi pada tanggal 30 Oktober tahun 666 sebelum
Masehi. Di kota ini, mereka menyimpan 2.156 batangan emas yang
dipermukaannya terukir hukum-hukum suku Maya.

Ketika kota itu hancur oleh gempa, emas-emas itu ikut tenggelam ke dalam danau Izabal yang berada di timur Guetamala.



Citra Satelit danau Izabal

Rittsteig mengklaim telah berhasil menemukan reruntuhan kota Atlan dengan citra radar yang diambil di daerah tersebut.

Ia
memperkirakan kalau seluruh batangan emas itu bernilai sekitar 290 juta
dolar Amerika. Ini jumlah yang sangat besar, bahkan untuk ukuran saat
ini. Jika harta ini ditemukan, dipastikan kalau nilai sejarahnya akan
jauh lebih berharga dibanding nilai materinya.

Selain masalah
harta, ada satu hal lagi yang menarik dari perkataan Rittsteig. Kalian
mungkin memperhatikan kalau nama kota suku Maya yang hancur oleh gempa
bumi tersebut adalah Atlan.

Teringat dengan sesuatu?

Ya, Atlantis
yang juga hancur oleh gempa bumi sekitar tahun 10.000 sebelum Masehi.
Tentu saja yang membedakan kedua kota itu adalah rentang waktu
kehancuran yang sangat jauh, hampir 9.000 tahun.

Jika kita tidak
bisa menemukan Atlantis yang misterius itu, mungkin kita masih bisa
menemukan kota Atlan yang penuh dengan batangan emas. Dan saya kira itu
pun akan menjadi sesuatu yang sangat menarik.

Jadi, kita menunggu kabar darimu Prof. Rittsteig!

Notes: Pada Media Jerman, nama belakang Joachim ditulis "Rittstieg", bukan "Rittsteig"

Baca juga mengenai Atlantis, penyebab kehancuran peradaban Maya dan Harta Karun danau Guatavita.

(foxnews.com, wikipedia)




silahkan anda Copy paste artikel diatas
tapi kalau anda tidak keberatan mohon cantumkan sumber dengan linkback ke blog ini.
terimakasih....!!!

0 komentar:

Posting Komentar