Rabu, 17 Agustus 2011

Elizabeth Bathory Sang Pembunuh Berantai Terbesar Dalam Sejarah











Hari
ini awal bulan berarti tanggal muda, itu artinya kita gajian! benar
begitu bro..hehe, gimana kalau sebelum makan-makan diluar kamu
sempat-sempatin dululah baca artikel dari aku, dijamin deh setelah
ngebaca kamu bakalan lahap makannya(nggak janji), okey bro udah siap.
Yuk kita langsung ke TKP.






Elizabeth Bathory, sebuah nama yang sangat melegenda hampir dipenjuru benua Eropa tidak terkecuali didunia. Dan Elizabeth dikenal sebagai  countess Hungaria dari keluarga Báthory.
Keluarga ini diingat untuk pertahanan melawan Utsmaniyah. Ia terkenal
sebagai pembunuh berantai dalam sejarah Hungaria dan Slowakia dan
diingat sebagai Wanita Berdarah Csejte (kini Čachtice)






Namun
bukan karena legenda kecantikannya yang membuatnya terkenal tapi
dikarenakan dia merupakan seorang pembunuh berantai terbesar dalam
sejarah, tercatat kurang lebih 650 nyawa manusia melayang sia-sia
ditangannya. Ini adalah pencapaian rekor sebuah kasus pembunuhan
berantai yang dilakukan oleh seorang individu dengan memakan korban
tertinggi sepanjang sejarah umat manusia.








                             Lukisan Elizabeth Bathory Disaat Dirinya Berusia 25 Tahun


 


Kenapa
Elizabeth Bathory sampai melakukan perbuatan sadis tersebut?. Apa yang
menjadi motivasinya dalam melakukan pembunuhan berantai? 


 


Elizabeth Bathory lahir di Hungaria tahun 1560, kurang lebih 100 tahun setelah Vlad “The Impaler” Dracul
meninggal. Kakek buyut Elizabeth Bathory adalah Prince Stephen Bathory
yang merupakan salah satu Ksatria yang memimpin pasukan Vlad Darcul
ketika dia merebut kembali kekuasaan di Walachia seabad sebelumnya.






Orangtua
Elizabeth , Georges dan Anna adalah bangsawan kaya raya dan merupakan
salah satu keluarga ningrat paling kaya di Hungaria saat itu. Keluarga
besarnya juga terdiri dari orang-orang terpandang. Salah satu sepupunya
adalah perdana menteri di Hungaria, seorang lagi adalah Kardinal. Bahkan
pamannya, Stepehen kemudian menjadi Raja Polandia.






Namun keluarga Bathory memiliki “sisi” lainnya yg lebih “gelap”
selain segala kekayaan dan popularitasnya. Disebutkan bahwa salah satu
pamannya yang lain adalah seorang penganut Satanis dan penganut
Paganisme sementara seorang sepupunya yg lain memiliki kelainan jiwa dan
gemar melakukan kejahatan sexual.












Tahun
1575, di usia 15 tahun Elizabeth menikah dengan Count Ferencz Nadasdy
yang 10 tahun lebih tua darinya. Karena suaminya berasal dari ningrat yg
lebih rendah, maka Count Ferencz Nadasdy menggunakan nama Bathory
dibelakangnya. 








Dengan
demikian Elizabeth bisa tetap menggunakan nama keluarganya yaitu
Bathory dan tidak menjadi Nadasdy. Kedua pasangan tersebut kemudian
tinggal di Kastil Csejthe, yang merupakan sebuah kastil di atas
pegunungan dengan desa Csejhte yang ada dilembah dibawahnya. 






Suaminya
jarang mendampingi Elizabeth karena Count Ferencz lebih sering berada
di medan pertempuran melawan Turki Usmani ( Ottoman ). Ferencz kemudian
menjadi terkenal karena keberaniannya di medan pertempuran, bahkan
dianggap sebagai pahlawan di Hungaria dengan julukan “Black Hero of Hungary”.






Elizabeth
yang masih muda tentu senantiasa merasa kesepian karena selalu
ditinggal sang suami. Disebutkan dia memiliki kebiasaan mengagumi
kecantikannya dan kemudian memiliki banyak kekasih gelap yang
melayaninya selama sang suami tidak berada di tempat. 






Elizabeth
bahkan pernah melarikan diri bersama kekasih gelapnya namun kemudian
kembali lagi dan suaminya memaafkannya. Tapi hal tersebut tidak
mengurangi ketagihan Elizabeth akan kepuasan seksual. Yang cukup
menghebohkan lagi Disebutkan juga Elizabeth menjadi seorang biseksual
dengan melakukan hubungan lesbian dengan bibinya ,Countess Klara
Bathory.






Elizabeth
kemudian mulai terpengaruh dengan satanisme yg diajarkan oleh salah
seorang pelayan terdekatnya yang bernama Dorothea Szentes yang biasa
disebut Dorka. Karena pengaruh Dorka, Bathory mulai menyenangi kepuasan
seksual lewat penyiksaan yang dilakukannya terhadap pelayan-pelayan
lainnya yang masih muda.












Selain
Dorka, Elizabeth juga dibantu beberapa pelayan terdekatnya yaitu :
suster Iloona Joo, pelayan pria Johaness Ujvari dan seorang pelayan
wanita bernama Anna Darvula, yang merangkap sebagai kekasih Elizabeth.






Bersama
para kekasih dan pelayan-pelayannya tersebut, Elizabeth merubah kastil
Csejthe menjadi pusat teror dan penyiksaan seksual. Para gadis-gadis
muda yang jadi pelayannya disiksa dengan berbagai bentuk penyiksaan
seperti diikat, ditelanjangi lalu dicambuk dan juga menggunakan berbagai
alat untuk menyakiti bagian-bagian tubuh tertentu.












Pada
tahun 1600, suaminya Count Ferencz Nadasdy meninggal dunia bukan dalam
pertempuran tapi karena sakit yang dideritanya dan dimasa itulah “Era Teror” sesungguhnya dimulai. 


Memasuki
usia 40 tahunan Elizabeth menyadari bahwa kecantikannya sudah mulai
memudar. Kulitnya mulai menunjukan tanda-tanda penuaan dan keriput yang
sebenarnya lumrah di usia tersebut. Tapi karena Elizabeth adalah pemuja
kesempurnaan dan kecantikan dan dia akan melakukan apa saja demi
mempertahankan kecantikannya.






Suatu
saat dengan tidak sengaja seorang pelayaan wanita yang sedang menyisir
rambutnya secara tidak sengaja menarik rambut Elizabeth terlalu keras.
Elizabeth yang marah kemudian menampar gadis malang tersebut. Darah
memancar dari hidung gadis tersebut dan mengenai telapak tangan
Elizabeth. Saat itu Elizabeth disebutkan “menduga dan percaya” bahwa darah gadis muda tersebut memancarkan cahaya kemudaan mereka. 












Serta
merta dia memerintahkan dua orang pelayannya , Johannes Ujvari dan
Dorka menelanjangi gadis tersebut, kemudian menarik tangannya keatas bak
mandi dan memotong urat nadinya. Ketika si gadis meninggal kehabisan
darah, Elizabeth segera mesuk kedalam bak mandi dan berendam dalam
kubangan darah. 






Benarkah dia menemukan apa yang diyakininya sebagai “Rahasia Awet Muda”?






Ketika
semua pelayan mudanya sudah mati, Elizabeth mulai merekrut gadis muda
di desa sekitarnya untuk menjadi pelayan di Kastilnya. Dan nasib mereka
semuanya sama , diikat diatas bak mandi kemudian urat nadi mereka
dipotong hingga darah mereka menetes habis kedalam bak mandi tersebut. 






Elizabeth
seringkali berendam didalam kolam darah sambil menyaksikan gadis yg
jadi korbannya sekarat meneteskan darah hingga tewas. Sesekali Elizabeth
bahkan meminum darah para gadis tersebut untuk mendapatkan “INNER BEAUTY”.












Lama kelamaan Elizabeth merasa bahwa darah para gadis desa tersebut masih kurang baginya. Demi mendapat darah yang lebih “berkualitas”,
Elizabeth kemudian mengincar darah para gadis bangsawan rendahan. Dia
kemudian melakukan banyak penculikan terhadap gadis-gadis bangsawan
untuk dijadikan korbannya.


 


Namun
hal tersebut yang justru menjadi bumerang bagi Elizabeth Bathory,
karena hilangnya gadis-gadis bangsawan dengan cepat mendapatkan
perhatian di kalangan bangsawan, orang-orang berpengaruh hingga Raja
sendiri. 






Tanggal 30 Desember 1610, sepasukan tentara dibawah pimpinan György Thurzó, yang  merupakan  sepupu
Elizabeth sendiri, menyerbu Kastil Csejthe di malam hari. Mereka semua
terkejut dan terhenyak melihat pemandangan yang mereka temukan di dalam
kastil tersebut. 






Mayat
seorang gadis yang pucat kehabisan darah tergeletak diatas meja makan,
dan seorang gadis lagi yang masih hidup namun sekarat ditemuka terikat
di tiang dengan kedua urat nadinya disayat hingga meneteskan darah. 


Dibagian
penjara ditemukan belasan gadis yang sedang ditahan menunggu giliran
untuk dibunuh. Kemudian di ruang basement ditemukan lebih dari 50 mayat
yang sebagian besar sudah mulai membusuk.






Selama
pengadilan atas Elizabeth Bathory di tahun 1611 sekurangnya 650 daftar
nama korban-korbannya didapat berdasarkan laporan dari berbagai pihak.
Mulai dari keluarga-keluarga petani hingga keluarga-keluarga bangsawan. 






Elizabeth sendiri tidak pernah didatangkan di pengadilan untuk diadili secara langsung.


Hanya
ke empat pelayannya yang diadili dan kemudian dihukum mati. Namun
Elizabeth mendapatkan hukumannya juga. Raja Hungaria memerintahkan
Elizabeth dikurung dalam kamarnya di Kastil Csejthe selama sisa
hidupnya. 






Para
pekerja kemudian dikerahkan untuk menutup semua pintu dan jendela ruang
kamar Elizabeth dengan tembok dengan hanya menyisakan lubang kecil yang
digunakan untuk memasukan makanan dan minuman sehari-sehari.






Tahun
1614, atau 4 tahun setelah Elizabeth di-isolasi dengan tembok di
kamaranya sendiri, seorang penjaga melihat makanan yang disajikan untuk
Elizabeth tidak disentuh selama seharian. 






Penjaga itu kemudian mengintip kedalam dan melihat sang Countess tertelungkup dengan wajah di lantai. Elizabeth Bathory ” The Blood Countess ” telah meninggal di usia 54 tahun pada 21 Agustus 1614 .






Sebuah
kisah tragis dari seorang bangsawan ningrat yang melakukan pembunuhan
berantai tersadis yang pernah ada dimuka bumi ini. Bahkan Vlad Dracul
sendiri tidak pernah berkubang dalam darah atau meminum darah orang yang
dibunuhnya. Oleh sebab itu julukan “Vampir” sebenarnya lebih cocok ditujukan kepada Elizabeth Bathory.












Apa
yang kita dapat dari cerita ini, membuktikan bahwa hanya karena nafsu,
manusia akan menghalalkan segala cara demi mencapai impiannya dan bahkan
melebihi bisikan iblis itu sendiri.






Gimana bro, cukup puas dengan kisah diatas, kalau belum beararti kamu ada bakat jadi Elizabeth selanjutnya..hehe






Sumber : wikipedia,  thatbest



silahkan anda Copy paste artikel diatas
tapi kalau anda tidak keberatan mohon cantumkan sumber dengan linkback ke blog ini.
terimakasih....!!!

0 komentar:

Posting Komentar