Jumat, 22 Juli 2011

kranken makhluk misterius



Asal Usul Kraken


jagad misteri : Kraken
adalah seekor monster yang digambarkan sebagai makhluk cumi-cumi atau
gurita raksasa yang sering menyerang kapal yang lewat di lautan dengan
cara menggulingnya dengan tentakel raksasanya dan menariknya ke dasar
lautan. Kraken dikatakan berdiam di lautan di wilayah Islandia dan
Norwegia.





Kata Kraken berasal dari kata "krake"
dari bahasa Skandinavia yang artinya merujuk kepada hewan yang tidak
sehat atau sesuatu yang aneh. Kata ini masih digunakan di dalam bahasa
Jerman modern untuk merujuk kepada gurita. 





Penulis fiksi ilmiah dari Prancis, Jules Verne, menulis tentang makhluk ini di novelnya 20.000 Leagues Under the Sea. Makhluk itu menyerang kapal selam elektrik dalam cerita, Nautilus:






"Di depan
mataku ada monster mengerikan, layak berasal dari legenda
makhluk-makhluk mengagumkan. Makhluk itu sotong raksasa, sepanjang tujuh
meter. Ia berenang memotong jalur Nautilus dengan kecepatan tinggi,
mengawasi kami dengan matanya yang hijau besar dan membeliak. Kedelapan
lengan, atau kaki tepatnya, menempel di kepalanya. Kaki-kaki itulah yang
menjadi alasan hewan ini disebut cephalopod. Kaki-kaki itu dua
kali panjang tubuhnya dan meliuk-liuk seperti rambut Furie. Orang bisa
melihat 250 lubang udara di bagian dalam tentakelnya. Mulut si monster,
paruh bertanduk seperti burung nuri, membuka dan menutup secara
vertical. Permukaan lidahnya yang bergerigi, dilengkapi beberapa baris
gigi tajam, keluar bergetar dari sepanjang capit ini".




Kraken dalam Sains



Anda
mungkin mengira bahwa Kraken hanyalah sebuah bagian dari dongeng, namun
sebenarnya tidak demikian. Sebutan Kraken pertama kali muncul dalam
buku System Nature yang ditulis Carolus Linneus pada
tahun 1735. Mr Linneus adalah orang yang pertama kali
mengklasifikasikan makhluk hidup ke dalam golongan-golongannya. Dalam
bukunya itu, ia mengklasifikasikan Kraken ke dalam golongan Chepalopoda dengan nama latin Microcosmos. Jadi, boleh dibilang kalau Kraken memiliki tempat di dalam sains modern.



Erik Ludvigsen Pontopiddan, Uskup Bergen, yang juga seorang naturalis, juga pernah menulis di dalam bukunya Natural History of Norway yang terbit tahun 1752 bahwa Kraken "tidak bisa disangkal, adalah monster laut terbesar yang pernah dikenal".




Kisah Kraken

Selain
menggambarkan Kraken sebagai makhluk yang berbahaya, Pontopiddan juga
menulis mengenai sisi lain dari makhluk misterius ini. Pontopiddan
menyebutkan bahwa ikan-ikan dilaut senang berada di dekat Kraken. Tubuh
Kraken begitu besar dan ditumbuhi banyak jamur-jamur dan organisme kecil
sebagai makanan bagi ikan-ikan disekelilingnya. Karena itulah, para
nelayan Norwegia yakin bahwa tempat ikan-ikan banyak berkumpul berada di
atas Kraken, namun mereka suka mengambil resiko tersebut yang mungkin
dapat mengganggu Kraken. Jika Kraken terganggu, maka Kraken akan muncul
di permukaan yang ditandai dengan terjadinya pusaran air kemudian
menghancurkan kapal nelayan tersebut dengan tentakelnya yang sangat
besar.






Penampakan Signifikan



Pada tahun 1801, Pierre Denys de Montfort yang menyelidiki subjek mengenai Kraken menemukan kalau di Kapel St.Thomas di
St.Malo, Brittany, Prancis, ada sebuah lukisan yang menggambarkan
seekor gurita raksasa yang sedang menyerang kapal dengan cara
menggulungnya dengan tentakelnya. Insiden yang tergambar dalam lukisan
tersebut ternyata berdasar pada peristiwa nyata. Dikisahkan kalau kapal
tersebut adalah kapal Norwegia yang sedang berada di lepas Pantai
Angola. Ketika mendapatkan serangan tak terduga tersebut, para pelaut di
atas kapal lalu membuat sebuah kaul untuk St.Thomas yaitu jika mereka
dapat terlepas dari bahaya ini, mereka akan melakukan perjalanan ziarah.



Para awak kapal kemudian mengambil kapak dan mulai melawan monster itu
dengan memotong tentakel-tentakelnya. Monster itu pun pergi. Sebagai
pemenuhan atas kaul itu, para awak kemudian mengunjungi Kapel St.Thomas
di Brittany dan menggantung lukisan itu sebagai ilustrasi atas peristiwa
yang menimpa mereka. Sayangnya, peristiwa yang menimpa para pelaut itu
tidak diketahui persis tahun terjadinya. Namun paling tidak, penyerangan
monster raksasa terhadap sebuah kapal tidak bisa dibilang sebagai mitos
belaka.



Selain
kisah lukisan Kapel St.Thomas, Mr. Monfort juga menceritakan perjumpaan
lain dengan makhluk serupa cumi-cumi atau gurita raksasa yang dialami
oleh kapten Jean-Magnus dari Denmark yang bertemu dengan makhluk itu
juga di lepas Pantai Angola. Makhluk raksasa itu menyerang kapal mereka
dan bahkan berhasil membunuh tiga awaknya.



Para awak kapal yang lain tidak tinggal diam dan segera mengambil meriam
dan menembakkannya ke monster itu berulang-ulang hingga ia menghilang
ke dalam lautan.





Kisah lain terjadi pada tanggal 30 November 1861. Ketika sedang berlayar di kepulauan Canary, para awak kapal Perancis, Alencton,
menyaksikan seekor monster laut raksasa berenang tidak jauh dari kapal.
Para pelaut segera menyiapkan peluru dan mortir yang kemudian
ditembakkannya ke arah monster itu.



Monster yang ketakutan dengan segera berenang menjauh. Namun, kapal
Alencton segera diarahkan untuk mengejarnya. Ketika mereka berhasil
mendekatinya, garpu-garpu besi segera dihujamkan ke tubuh moster itu dan
jaring segera dilemparkan. Ketika para awak mengangkat jaring itu,
tubuh monster itu patah dan hancur yang kemudian segera jatuh ke dalam
air dengan menyisakan hanya sebagian dari tentakelnya.



Ketika kapal itu mendarat dan tentakel itu diperlihatkan kepada
komunitas ilmuwan, mereka sepakat kalau para awak kapal mungkin telah
menyaksikan seekor cumi-cumi raksasa dengan panjang sekitar 8 meter.



Pada bulan Oktober 1873, seorang nelayan bernama Theophile Piccot
dan anaknya berhasil menemukan tentakel cumi-cumi raksasa di
Newfoundland. Setelah diukur, para peneliti menyimpulkan kalau hewan itu
mungkin memiliki panjang hingga 11 meter.



Pada tahun 1924, Frank T. Bullen menerbitkan sebuah buku yang berjudul The Cruise of the Chacalot.
Dalam buku ini, Bullen menceritakan sebuah kisah luar biasa yang
disebut terjadi pada tahun 1875. Kisah ini membuat Kraken mendapat musuh
abadinya, yaitu Paus Penyembur.



Menurut Bullen, pada tahun 1875 ia sedang berada di sebuah kapal yang
sedang berlayar di selat Malaka. Ketika malam bulan purnama, ia melihat
ada sebuah riakan besar di air. "Ada gerakan besar di dalam laut saat
purnama. Aku meraih teropong malam yang selalu siap di gantungannya.
Aku melihat seekor ikan paus penyembur besar sedang terlibat perang
hebat dengan seekor cumi-cumi yang memiliki tubuh hampir sebesar paus
itu. Kepala paus itu terlihat lincah seperti tangan saja layaknya. Paus
itu terlihat sedang menggigit tentakel cumi itu dengan sistematis. Di
samping kepalanya yang hitam, juga terlihat kepala cumi yang besar.
Mengerikan, aku tidak pernah membayangkan ada cumi dengan kepala sebesar
itu
".



Mendengar kesaksian Bullen, kita mungkin tergoda untuk mengatakan kalau
ia membesar-besarkan atau mungkin mengarangnya saja. Namun, pada Oktober
2009, komunitas ilmuwan menyadari kalau kisah yang diceritakan Bullen
mungkin memang bukan sekedar cerita fiksi. Cumi raksasa memang
bermusuhan dengan paus pembunuh.




Sejak lama, makhluk ini hanya dianggap sebagai bagian dari
mitologi kuno yang setara dengan sebuah dongeng. Namun ketika sisa-sisa
bangkai monster ini terdampar di pantai Albaek, Denmark, pada tahun
1853, para ilmuwan mulai menyadari legenda mengenai Kraken mungkin
memang berdasarkan pada sesuatu yang nyata, yaitu cumi-cumi raksasa
(giant squid), cumi-cumi kolosal (colossal squid), atau gurita raksasa
(giant octopus).



Giant Squid atau Cumi-cumi Raksasa

Giant squid atau cumi-cumi raksasa yang berasal dari genus Architeuthis
ini memiliki 8 spesies dan diketahui bisa memiliki panjang hingga 13
meter bagi yang betina dan 10 meter untuk yang jantan. Ukuran ini
dihitung dari sirip caudal hingga ujung tentakelnya. Namun, ukuran
cumi-cumi ini bisa jadi lebih besar daripada yang diperkirakan.





Pada
tahun 1880, potongan tentakel ditemukan di Selandia Baru dan
diperkirakan merupakan milik dari cumi raksasa yang memiliki panjang 18
meter. ukuran yang sangat luar biasa! Ide kalau seekor cumi raksasa bisa
menenggelamkan sebuah kapal mungkin terdengar mengada-ada pada zaman
ini, namun pada abad pertengahan, ukuran kapal tidak sebesar yang kita
miliki sekarang. Contohnya, kapal Columbus yang bernama Pinta
hanya memiliki panjang 18 meter. Seekor cumi sepanjang 10-15 meter sudah
bisa dipastikan dapat menyerang dan menenggelamkan kapal ini dengan
mudah. Perilaku giant squid ini hampir tidak pernah dikenal sebelumnya
hingga pada tahun 2004 ketika para ilmuwan Jepang berhasil mendapatkan
556 foto makhluk ini dalam keadaan hidup. Cumi-cumi tersebut
terperangkap dalam sebuah jebakan yang dibuat. Ketika ia berhasil lolos,
salah satu tentakelnya yang memiliki panjang 5,5 meter putus. Dari
panjang ini, para ilmuwan tersebut memperkirakan kalau makhluk itu
memiliki panjang 8 meter.




Colossal Squid atau Cumi-cumi Kolosal

Apabila
kita mengira cumi raksasa sudah memiliki ukuran yang luar biasa, maka
perkenalkan makhluk yang satu ini, colossal squid atau cumi-cumi
kolosal.





Makhluk ini memiliki nama latin Mesonychoteuthis hamilton
dan para ilmuwan percaya kalau makhluk ini bisa bertumbuh hingga paling
tidak memiliki panjang 14 meter. Ini membuatnya menjadi hewan
invertebrata terpanjang di dunia. Walaupun demikian, para ilmuwan tidak
bisa memastikan hingga seberapa panjang hewan ini bisa bertumbuh.



Mengenai Colossal Squid, Dr. Steve O'Shea, ahli cumi dari Auckland University berkata: "Sekarang
kita tahu makhluk ini memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan
Giant Squid. Giant Squid bukan lagi cumi terbesar di luar sana. Sekarang
kita memiliki sesuatu yang lebih besar. Bahkan bukan cuma sekedar
besar, tetapi benar-benar jauh lebih besar
".



Colossal
Squid di foto di samping ditangkap di Laut Ross dan memiliki panjang
mantel 2,5 meter. Ukuran ini termasuk luar biasa karena Giant Squid
terbesar yang diketahui hanya memiliki panjang mantel 2,25 meter.
Lagipula Colossal Squid di samping dipercaya masih dapat bertambah
panjang hingga mencapai ukuran yang jauh lebih besar.



Jika ada Kraken di luar sana, maka bisa dipastikan kalau Colossal Squid
adalah tersangka utama. Perbedaan antara giant squid dengan colossal
squid adalah giant squid memiliki tentakel yang memiliki lubang
penghisap dan gigi-gigi kecil, sedangkan colossal squid memiliki
tentakel yang juga dilengkapi dengan kait yang tajam. Beberapa kait
bahkan memiliki tiga ujung.



Selain dua jenis cumi-cumi di atas, makhluk yang satu ini juga memiliki
tentakel dan bisa bertumbuh dalam ukuran yang luar biasa, yaitu Giant
Octopus.




Giant Octopus atau Gurita Raksasa

Giant
Octopus atau gurita raksasa bisa bertumbuh hingga memiliki panjang 9
meter. Panjang ini cukup membuatnya menjadi monster yang ditakuti oleh
para pelaut. Makhluk inilah yang dipercaya Morfort sebagai monster yang
menyerang para pelaut Norwegia di lepas Pantai Angola yang lukisannya
tergantung di Kapel St.Thomas.









Bangkai ini terdampar di Pantai St.Augustine, Florida tahun 1896. Dipercaya sebagai Giant Octopus.











Pada masa kini teori mengenai cumi atau gurita raksasa dianggap sebagai
penjelasan yang paling masuk akal mengenai legenda Kraken. Jika
beranggapan kalau legenda Eropa yang mengatakan kalau Kraken memiliki
ukuran sebesar pulau sebagai "membesar-besarkan", maka mungkin misteri
Kraken memang sudah terpecahkan.



Persoalan utamanya adalah, bagaimana kita bisa memastikannya?



sumber:  imagitopia

0 komentar:

Posting Komentar