Jumat, 09 September 2011

Teka-teki harta karun Olivier Levasseur yang hilang







Kita
sering mendengar mengenai legenda bajak laut dan harta karunnya yang
tersembunyi. Tapi mungkin banyak yang belum pernah mendengar bahwa ada
harta bajak laut yang dihubungkan dengan perkumpulan freemason. Ini adalah kisah bajak laut bermata satu, Olivier Levasseur.



Olivier Levasseur lahir di Calais, Perancis, sekitar tahun 1688 - 1690. Nama aliasnya adalah Le Buse atau La Bouche
(elang). Julukan ini diperolehnya karena kecepatannya dalam menyerang
musuh. Kita mungkin mengira bahwa bajak laut adalah mereka yang berasal
dari kaum berandalan, namun tidak demikian dengan Levasseur. Ia lahir
dari kalangan borjuis dan berada. Ia bahkan pernah mendapatkan
pendidikan yang baik hingga akhirnya menjadi anggota pasukan angkatan
laut Perancis.

Petualangannya dimulai ketika terjadi perang Spanish Succession
tahun 1701-1714. Levasseur ditugaskan untuk bertempur di dalam perang
ini. Ketika perang berakhir, ia dipanggil pulang oleh pemerintah
Perancis. Namun ia menolak dan malah bergabung dengan bajak laut Benjamin Hornigold
tahun 1716. Akibat perang yang dijalaninya, Olivier membawa sebuah
bekas luka di dekat matanya yang membuat pandangannya menjadi lebih
terbatas.

Setelah satu tahun melakukan berbagai pembajakan,
perkumpulan Hornigold terpecah. Olivier berpisah dan mencoba
peruntungannya di pantai barat Afrika. Pada tahun 1719, ia bekerja sama
dengan bajak laut Howell Davis dan Thomas Cocklyn.

Pada
tahun 1720, mereka menyerang pelabuhan Ouidah di pantai benin dan
berhasil menghancurkan benteng-benteng disana. Pada tahun yang sama ia
mengalami karam kapal di laut merah dan terdampar di pulau Anjouan,
salah satu pulau di Comoro. Saat itu, satu matanya sudah benar-benar
menjadi buta dan ia memutuskan untuk memakai penutup mata.

Pada tahun 1721, ia membangun markasnya di pulau Saint Mary, di dekat pantai Madagaskar. Bersama John Taylor dan Edward England, mereka berhasil melakukan beberapa pembajakan yang berhasil. Hasil pertama mereka adalah saat mereka berhasil membajak kapal Laccadives dan berhasil mendapatkan harta senilai 75.000 pound (sekitar 10,35 juta pound saat ini).

Kemudian, kesuksesan mereka yang terbesar datang ketika mereka berhasil menaklukkan kapal portugis Nossa Senhora do Cabo (The Virgin of the Cape)
yang penuh dengan harta milik uskup Goa yang juga ada di atas kapal.
Harta yang didapat antara lain batangan emas dan perak, lusinan kotak
penuh dengan koin golden guineas, berlian, mutiara, batu rubi, sutra dan
objek-objek religius dari katedral Saint Catarina di Goa, termasuk Flaming Cross of Goa yang terbuat dari emas murni. Total harta ini diperkirakan bernilai 100 juta poundsterling pada tahun 1968.

Namun
petualangan Levasseur berakhir ketika ia ditangkap dan digantung pada
tanggal 7 Juli 1730 di pulau Bourbon. Dan dari sinilah legenda mengenai
harta yang hilang mulai berkembang.

Legenda mengatakan bahwa
ketika ia berdiri di tiang gantungan dengan sepotong kain hitam menutupi
matanya, ia mengenakan sebuah kalung yang berisi 17 baris pesan
rahasia. Ia melemparkannya ke tengah kerumunan massa yang menyaksikannya
dan berteriak,"Temukan hartaku bagi kalian yang bisa mengartikannya!"


Kisah
mengenai kalung misterius dan harta ini menghilang selama beberapa abad
dari publik hingga tahun 1923. Pada saat itu, seorang wanita bernama
Mrs. Rose Savoy yang sedang berjalan-jalan menemukan beberapa ukiran di
bebatuan di pantai Bel Ombre dekat Beau Vallon di pulau Mahe,
Seychelles.

Selama ini ukiran tersebut tersembunyi dari pandangan
akibat air pasang. Namun karena kondisi air yang surut tahun itu,
ukiran itu mulai terlihat dan menunjukkan bentuk anjing, ular,
kura-kura, kuda, lalat, dua gambar hati yang bersatu, sebuah lubang
kunci, mata, kotak, tubuh seorang wanita dan kepala seorang pria.

Seorang
notaris yang tinggal di Victoria yang mendengar berita ini percaya
bahwa ukiran ini pastilah dibuat oleh para bajak laut. Ia lalu mencari
ke dalam arsip-arsip tuanya dan menemukan dua dokumen yang mungkin
memiliki hubungan dengan ukiran tersebut. Dokumen pertama adalah sebuah
peta pantai Bel Ombre yang terbit tahun 1735 di Lisabon. Dalam peta
tersebut tertulis : "Pemilik tanah..La Buse." La Buse adalah nama lain Levasseur.

Dokumen kedua adalah wasiat terakhir dari bajak laut Bernardin Nageon de L'Estang alias Le Butin (penyair) yang meninggal 70 tahun setelah Levasseur yang dengan suatu cara berhasil memiliki harta Levasseur. Dalam wasiat ini tetulis 3 baris Kriptogram dan dua surat.

Salah satu surat tersebut ditujukan untuk keponakannya :

"Aku
kehilangan banyak dokumen selama karam kapal. Aku telah berhasil
mengumpulkan kembali sejumlah harta yang disembunyikan; Namun masih ada
empat lagi yang tertinggal. Kamu bisa menemukannya dengan kunci dan
kombinasi dan dengan dokumen lainnya."


Lalu, surat lain yang ditujukan untuk kakak laki-lakinya berbunyi :

"Kapten kami terluka. Ia berusaha memastikan bahwa aku adalah benar seorang freemason.
Setelah yakin, ia mempercayakan kepadaku dokumen-dokumen dan rahasianya
kepadaku. Berjanjilah bahwa anak tertuamu akan mencari harta tersebut
dan memenuhi mimpiku membangun kembali rumah kita. Komandan akan
menyerahkan dokumen-dokumen tersebut. Jumlahnya ada tiga."
Surat ini pertama kalinya menunjukkan adanya kemungkinan keterkaitan antara perkumpulan freemason dengan harta Levasseur.

Notaris
itu kemudian menghubungi Mrs. Savoy dan bersama-sama mereka melakukan
penggalian di batu yang ditemukan Mrs.Savoy. Dibawah batu yang memiliki
ukiran mata, mereka menemukan dua peti mati yang berisi dua kerangka
beserta satu kerangka tanpa peti mati. Tiga kerangka tersebut dipercaya
sebagai bajak laut karena cincin emas yang ada pada telinga kiri
masing-masing. Tapi tidak ada harta yang ditemukan.

Pada tahun 1947, seorang Inggris bernama Reginald Cruise Wilkins,
tetangga Mrs.Savoy mulai mempelajari dokumen-dokumen tersebut. Ia mulai
dari tiga kriptogram dan dua surat yang ditemukan dan menemukan bahwa
alphabet misterius tersebut memiiki hubungan dengan simbol masonik.

Wilkins juga menemukan bahwa kriptogram tersebut memiliki hubungan dengan Zodiak, buku clavicles of Solomon dan Dua belas tugas Herkules.
Buku Clavicles of Solomon adalah sebuah buku yang berasal dari abad
pertengahan yang berisi mistik masa reinassance. Sedangkan dua belas
tugas Herkules adalah mitos dari Yunani mengenai dua belas tugas yang
harus diselesaikan oleh Herkules.

Dalam usahanya yang panjang dan
melelahkan, Wilkins berhasil memecahkan sebagian isi kriptogram
tersebut. Ia menemukan petunjuk bahwa harta tersebut berada di sebuah
ruang rahasia di dalam tanah. Ruangan itu dilindungi oleh air pasang
yang membutuhkan bendungan untuk menahannya dan harus didekati dari
sebelah utara. Akses ke dalamnya harus dilakukan lewat tangga batu dan
terowongan yang menuju ke bawah pantai.

Wilikins melakukan
beberapa penggalian di pulau Mahe. Di dalam sebuah gua, ia menemukan
beberapa pistol kuno, beberapa koin dan peti mati bajak laut. Namun Ia
tidak menemukan harta karun. Setiap penggalian yang dilakukannya, selalu merujuk kepada petunjuk berikutnya. Mengenai hubungan harta tersebut dengan freemasonry juga masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.
Setelah
mencari selama 27 tahun, Wilkins mulai kehabisan dana. Para investor
yang tidak sabar mulai menolak mensponsorinya. Lagipula kesehatannya
semakin menurun. Namun Wilkins percaya bahwa ia sudah sangat mendekati
lokasi harta tersebut. Sayang, pada tanggal 3 Mei 1977 Wilkins meninggal
dunia tanpa berhasil memecahkan potongan terakhir kode rahasia
tersebut. Saat ini anaknya, John, yang berprofesi sebagai guru sejarah,
meneruskan usahanya untuk menemukan harta tersebut.

"Temukan hartaku, bagi kalian yang bisa mengartikannya!" Dan suara tawa Levasseur terdengar menggema dari dalam kuburannya.


Notes :

Kuburan
Olivier Levasseur saat ini berada di pulau Reunion, wilayah Perancis
yang terletak di laut Hindia, sebelah selatan Madagaskar. Sedangkan
Seychelles tempat harta itu berada adalah sebuah negara kepulauan yang
kecil di Samudera Hindia, Timur Laut Madagaskar. Negara ini diapit oleh
Mauritius, pulau Reunion, Komoro, Mayotte dan Maladewa. Luasnya sekitar
455 km persegi dengan jumlah penduduk sekitar 80.000 jiwa.

(wikipedia)





silahkan anda Copy paste artikel diatas
tapi kalau anda tidak keberatan mohon cantumkan sumber dengan linkback ke blog ini.
terimakasih....!!!

0 komentar:

Posting Komentar