Minggu, 18 September 2011

Lima makhluk bumi yang mungkin bisa hidup di luar angkasa







Selalu
ada pertanyaan di dalam benak kita semua: "Apakah ada makhluk hidup
yang bisa tinggal dan bertahan di planet lain?" Jika kita berbicara soal
manusia, mungkin tidak. Tetapi, mungkin lima makhluk bumi di bawah ini
bisa.









Untuk bertahan hidup, manusia
selalu membutuhkan unsur-unsur pendukung kehidupan seperti oksigen.
Namun beberapa makhluk hidup yang ada di bumi ini ternyata memiliki
karakteristik yang cukup unik dan karakteristik ini memungkinkan mereka
untuk hidup pada kondisi ekstrim di luar angkasa.





Sekarang, mari kita lihat lima makhluk super berikut ini:




Cacing yang hidup di es Metana


Saya tahu, melihat foto di atas, kalian mungkin akan teringat dengan salah satu makhluk dalam film alien. Namun, makhluk yang terlihat cukup mengerikan di atas sebenarnya adalah makhluk bumi. Ya, ia diam di antara kita.

Makhluk itu sesungguhnya adalah seekor cacing yang hidup di lempengan es Metana yang terdorong ke permukaan dari dasar laut di dekat pantai Mexico.

Es
Metana adalah sebuah gas hidrat yang terbentuk secara alami pada
tekanan tinggi dan temperatur rendah di dasar laut yang dalam.

Menurut para ahli dari Pennsylvania State University, penemuan cacing ini telah membangkitkan berbagai spekulasi mengenai kehidupan di luar angkasa.

Erin McMullin, salah satu peneliti yang turut menemukan cacing tersebut berkata:



"Sangat
menyenangkan ketika kita sibuk berspekulasi mengenai kehidupan di
planet lain, kita malah terus menemukan bentuk kehidupan baru yang
sepertinya bukan berasal dari bumi."


Lalu, jika kita memberikan sebuah tempat baru baginya di angkasa luar, dimanakah tempat yang cocok baginya?

Jawabannya adalah di Titan, salah satu bulan Saturnus.

Di
Titan, terdapat lautan Methana yang berlapis-lapis. Jika kita menaruh
cacing ini di Titan, ada kemungkinan ia dapat bertahan hidup dengan
mendiami lapisan es tersebut.

Makhluk yang bisa hidup di ruang hampa



Setelah melihat foto di atas, saya yakin, kebanyakan dari kalian akan segera teringat dengan beruang. Tidak salah juga. Tapi, makhluk lucu ini bukan seekor beruang. Ia bernama Tardigrade. Karena kemiripannya dengan beruang, ia juga sering disebut dengan nama Beruang air.

Berbeda
dengan beruang darat yang bertubuh besar, makhluk ini hanya memiliki
panjang sekitar setengah milimeter. Ini membuatnya tidak terlihat oleh
mata telanjang.

Tetapi, jangan menilainya hanya dari ukurannya.
Makhluk mikro ini termasuk salah satu makhluk hidup yang paling tangguh
di Bumi.


Ia memiliki satu kekuatan super.

Ia bisa masuk ke dalam kondisi diam sempurna yang disebut TUN. Dalam kondisi ini, makhluk ini bisa bertahan terhadap fluktuasi temperatur, bahkan yang paling ekstrim sekalipun.

Pada
tahun 2008, beberapa ekor Tardigrade ikut dikirim ke luar angkasa dan
terbukti kalau mereka bahkan bisa bertahan di dalam ruang hampa udara.

Jadi,
jika kita melepasnya ke ruang angkasa, ada kemungkinan kalau makhluk
ini bisa mengarunginya hingga menemukan tempat berdiam yang cocok
baginya.

Cacing raksasa pemakan belerang
Makhluk ini hidup di tepi gunung api super panas jauh di dasar lautan. Dan ia memakan belerang yang dibawa oleh bakteri lokal.


Cacing
raksasa ini bisa bertumbuh hingga sepanjang 2,1 meter dan bisa hidup 5
mil di bawah permukaan laut dalam kondisi tekanan yang ekstrim. Tubuh
mereka didominasi warna merah. Ini karena banyaknya nadi yang berisi
darah di dalamnya.

Yang menarik dari cacing ini adalah
kemampuannya bertahan terhadap panas yang ekstrim dan masih tetap bisa
menerima kebutuhan hidup yang cukup.

Dimanakah tempat yang cocok baginya di luar angkasa?

Makhluk ini mungkin bisa hidup di Venus dimana terdapat sumber belerang yang luar biasa banyak.

Mikroba Antartika pemakan besi
Darah mengalir deras di Antartika. Apakah ada pembantaian hewan besar-besaran sedang berlangsung?

Tidak! Unsur berwarna merah itu ternyata mikroba yang berdiam di dalam kumpulan air yang terjebak di bawah lapisan es.


Menurut majalah Nature:



"Cairan
ini telah terjebak di dalam glasier selama paling tidak 1,5 juta tahun
lamanya. Di dalamnya, paling tidak terdapat 30 jenis bakteri yang
masing-masingnya memiliki pergerakan kimia yang unik."


Menurut
salah satu peneliti bernama Mikucki, mikroba ini menggunakan sulfat
sebagai katalis dalam sebuah rantai reaksi yang kompleks dimana penerima
elektron akhirnya adalah besi.



"Ini adalah contoh bagaimana sebuah ekosistem berhasil bertahan walaupun tertutupi oleh kegelapan dan es yang tebal."

"Life Finds a Way."

Dengan karakteristik ini, maka mikroba ini mungkin dapat hidup di Europa, salah satu bulan Jupiter yang memiliki lautan yang kaya akan zat besi di bawah lapisan esnya yang tebal.

Bakteri yang mampu bertahan dari radiasi

D. Radiodurans adalah nama bakteri ini. Ia mampu bertahan dalam dosis radiasi yang seribu kali lebih kuat dibanding dosis yang dapat diterima manusia.


Kemampuan ini didapatkannya karena sistem pemulihan DNAnya yang unik.

Manusia
yang menerima radiasi umumnya meninggal karena partikel radioaktif
tersebut menghancurkan DNAnya. Akibatnya sistem regulasi di tubuh pun
terhenti.

Namun bakteri ini secara menakjubkan mampu menyusun kembali DNA nya yang telah hancur.

Salah satu masalah yang dihadapi ketika manusia mencoba untuk hidup di bulan atau Mars
adalah adanya radiasi yang cukup mematikan. Jika bakteri ini dilepas di
angkasa, maka radiasi yang ada di sana tidak akan mampu mempengaruhi
tubuhnya.

Jadi, jika suatu hari kita menjelajahi angkasa luar dan
planet-planetnya, jangan heran kalau suatu hari kita bisa menemukan
makhluk seperti ini di sana. Mungkin saja.

(i09.com)




silahkan anda Copy paste artikel diatas
tapi kalau anda tidak keberatan mohon cantumkan sumber dengan linkback ke blog ini.
terimakasih....!!!

0 komentar:

Posting Komentar