Minggu, 05 Juni 2011

makam paling aneh di indonesia


1. Makam Dayak Benuaq ûKalimantan Timur

kapal hantu


jagad misteri
: Kalau sobat Berkunjung ke kampung suku dayak Benuaq ataupun suku dayak
Bentian di pedalaman Kalimantan Timur. Kuburan akan mudah ditemukan di
halaman samping atau tepi jalan menuju kampung orang Dayak Benuaq (Yaa…
kayak sampah yang ada di kota Jakarta atau kota medan gitulah.
Berserakan dimana-mana. Hheeheee… tapi bedanya kalau sampah yang di
medan gak ditakuti. Tpi kalo yang satu ini bakal di jauhi orang. 


Kuburan orang Benuaq atau Bentian tidak didalam taah seperti layaknya
suku lain.ketika pertama meninggal mereka akan dimakamkan didalam kotak
yang di sangga oleh tiang atau di gantung pada tali. kemudian setelah
beberapa tahun kuburan itu dibuka lagi lalu tulang belulang si mati di
doakan lalu di masukan kedalam kotak bertiang yang permanent. biasanya
tiap keluarga mempunyai kuburannya masing-masing dan kebanyakan letaknya
disamping rumah keluarga, tidak dipekuburan umum seperti kebanyakan di
kota atau kampung lain. Hampir tiap malam terdengar musik pemanggil
arwah orang yang sedang mengadakan upacara Beliatn tarian dan mantra
penyembuhan untuk anak ataupun untuk mendoakan

orang meninggal



2. Batu lemo - Tana Toraja



kapal hantu


Tempat pekuburan ataupersemayaman jenazah berbentuk lubang-lubang pada
dinding cadas. Tempat ini merupakan hasil kreasi manusia Toraja yang
luar biasa.


Bagaimana tidak, persemayaman yang telah ada sejak abad
ke-16 itu dibuat dengan cara memahat. Saat itu, tentu dengan peralatan
yang sangat sederhana. Lemo terletak di desa (lembang) Lemo. Sekitar 12
kilometer sebelah selatan Rantepao atau enam kilometer sebelah utara
Makale. Dinamai Lemo karenan beberapa model liang batu itu berbentuk
bundar dan berbintik-bintik menyerupai buah jeruk atau
limau.Kuburan-kuburan batu itu disebut juga sebagai liang paa'.




Ada 75 lubang pada dinding cadas. Beberapa di antaranya memiliki
patung-patung berjajar yang disebut tau-tau. 


Patung-patung itu adalah
lambang kedudukan sosial, status, dan peran mereka semasa hidup sebagai
bangsawan setempat. Obyek ini ramai dikunjungi sejak tahun 1960. Selain
menyaksikan kuburan batu, wisatawan juga dapat membeli berbagai souvenir
atau berjalan jalan sekitar obyek tersebut menyaksikan buah buah pangi
yang ranum kecoklatan. Buah-buah itu siap diolah dan dimakan sebagai
makanan khas suku Toraja yang di sebut pantollo pamarrasan. (kok jadi
ngomongin buah ya sob? Hehee)





3. Kuburan bayi kambira Tana Toraja




kapal hantu


masih di wilayah Tana Toraja, tepatnya Di Kambira. ada kuburan bayi,
berupa pohon besar yang dilubangi (Orang toraja suka di lubang-lubang
ya. Yah… mau gimana lagi, yang namanya lubang memang enak sih. Heheee.
Jadi ngeres), jenazah si bayi setelah dibalsem (Kayak mumi ya?) dan
dibungkus , lalu dimasukkan ke dalamnya dan lobang ditutup dengan
anyaman ijuk.




4. Batu Karang Terjal Londa ûTana Toraja


kapal hantu


kuburan sisi batu karang terjal adalah salah satu sisi dari kuburan itu
berada di ketinggian dari bukit mempunyai gua yang dalam dimana
peti-peti mayat di atur dan di kelompokkan berdasarkan garis keluarga.
Disisi lain dari lusinan tau-tau berdiri secara hidmat di balkon.



5. Trunyan - Bali


kapal hantu


Sebagaimana masyarakat Bali umumnya, Warga Desa Trunyan juga mengenal
ngaben, namun di di desa ini mayatnya tidak dibakar.


Di sini mayat
mereka taruh begitu saja di sebuah areal hutan. 


Anehnya, mayat itu tak
akan mengeluarkan bau busuk walaupun sudah disana selama berbulan-bulan.
Mengapa mayat yang menggeletak begitu saja di sema itu tidak
menimbulkan bau?


Padahal secara alamiah, tetap terjadi penguraian atas
mayat-mayat tersebut? 


Hal inilah yang menjadi daya tarik para wisatawan
untuk mengunjungi lokasi wisata ini. Nah, konon sebabnya, di areal hutan
tersebut terdapat sebuah pohon yang dikenal bernama Taru Menyan yang
bisa mengeluarkan bau harum dan mampu menetralisir bau busuk mayat.


Taru
berarti pohon, sedang Menyan berarti harum. Pohon Taru Menyan ini,
hanya tumbuh di daerah ini. Jadilah Tarumenyan yang kemudian lebih
dikenal sebagai Trunyan yang diyakini sebagai asal usul nama desa
tersebut.




6. Makam Raja-raja Imogiri - Yogyakarta


kapal hantu


Dibangun sekitar tahun 1632 oleh Sultan Agung, raja Mataram Islam
terbesar, bangunan makam lebih bercorak bangunan Hindu. 


Pintu gerbang
makam dibuat dari susunan batu bata merah tanpa semen yang berbentuk
candi Bentar.


Memasuki makam raja-raja Mataram jelas tidak sama dengan
memasuki pemakaman umum. untuk masuk ke makam Sultan Agung,


maka selain
harus mengenakan pakaian adat Jawa, kita harus melepas alas kaki, juga
harus melalui tiga pintu gerbang. 


Bahkan yang bisa langsung berziarah ke
nisan para raja itu pun terbatas pada keluarga dekat raja atau
masyarakat lain yang mendapat izin khusus dari pihak Kraton Yogyakarta
dan Kraton Surakarta. 


Oleh karena itu, peziarah awam yang tidak siap
mengenakan pakaian adapt Jawa, terpaksa hanya bisa melihat pintu gerbang
pertama yang dibuat dari kayu jati berukir dan bertuliskan huruf Jawa
berusia ratusan tahun, dengan grendel dan gembok pintu kuno. 


Hanya para
juru kunci pemakaman itu yang bisa membuka gerbang tersebut.


Jika toh
masyarakat awam bisa melihat "isi" di balik pintu gerbang pertama, itu
pun ketika keluarga raja datang, pintu gerbang dibuka lebar, dan
masyarakat bisa melongok sebentar sebelum gerbang itu ditutup. 


Rasa
penasaran itu pula yang menyebabkan misteri makam raja Mataram tetap
terpelihara.

0 komentar:

Posting Komentar