Di
dalam Novel Harry Potter, membunuh Unicorn dianggap sebagai dosa besar
melawan alam. Namun Lord Voldermort tetap membunuh makhluk itu karena
darahnya dipercaya dapat memberikan hidup abadi bagi mereka yang
meminumnya. Begitulah hebatnya penghargaan yang diberikan kepada makhluk
misterius ini. Namun apakah ia benar-benar pernah ada di dunia ini?
ataukah ia hanya muncul di imajinasi para penulis fiksi?
Unicorn dalam sejarah
Dalam
legenda modern yang muncul pada abad pertengahan, Unicorn digambarkan
sebagai makhluk berbentuk kuda dengan satu tanduk di kepalanya.
Dalam
versi yang lebih tradisional, makhluk ini digambarkan memiliki kuku
belah, janggut seperti kambing dan ekor seperti singa. Namun satu hal
yang sama dari deskripsi tradisional dan modern adalah keberadaan satu
tanduk di kepalanya.
Pertama kali makhluk ini dikenal adalah
lewat kebudayaan-kebudayaan kuno India. Pada stempel berusia 2.500 tahun
yang ditemukan di Mohenjo Daro dan Harappa, kita dapat melihat bentuk
kuno dari seekor Unicorn beserta inskripsi yang masih belum terpecahkan.
Selain India, Cina juga memiliki Unicornnya sendiri. Makhluk ini dikenal dengan sebutan Qilin. Di Jepang, ia dikenal dengan sebutan Kirin dan digambarkan memiliki tubuh seperti rusa, sisik berwarna hijau dan sebuah tanduk panjang di kepala.
Pada
abad pertengahan, pengaruh Unicorn sampai ke Eropa dan mulai digunakan
sebagai objek seni dan simbol-simbol kebangsawanan. Pada masa ini,
karakter Unicorn telah berubah menjadi makhluk yang benar-benar
menyerupai kuda seluruhnya dengan satu tanduk di kepalanya.
Seiring
dengan bangkitnya paham humanisme, Unicorn mendapatkan tempat
tersendiri sebagai simbol cinta yang murni dan pernikahan yang setia.
Menurut
legenda yang beredar di Eropa, Unicorn disebut hanya bisa ditaklukkan
oleh seorang perawan. Karena itulah, para perawan seringkali digunakan
sebagai umpan untuk menangkap makhluk ini di alam liar.
Dalam
kepercayaan yang lebih populer, tanduk Unicorn disebut dapat menetralkan
racun. Karena itu, menurut legenda, tanduknya pernah digunakan sebagai
bahan pembuat gelas seremonial yang digunakan oleh keluarga kerajaan,
walaupun banyak yang percaya kalau tanduk yang digunakan sebenarnya
bukanlah tanduk hewan mitologi Unicorn, melainkan tanduk dari Narwhal,
paus Unicorn.
Lalu, pertanyaannya adalah apakah makhluk misterius ini benar-benar pernah ada di dunia?
Unicorn lainnya
Sebenarnya kita memiliki makhluk Unicorn di masa modern ini.
Misalnya, makhluk yang telah umum kita jumpai ini, yaitu badak.
Atau Narwhal, paus Unicorn yang tanduknya bisa mencapai panjang hingga 3 meter.
Selain
hewan yang memang memiliki karakteristik seperti itu, kita juga
memiliki Unicorn yang terjadi karena kelainan yang tidak umum.
Misalnya, rusa Unicorn yang lahir di Italia.
Atau pria Unicorn yang berasal dari Cina.
Para
seniman yang begitu ingin memiliki Unicorn sendiri bahkan bertindak
lebih jauh. Mereka melakukan prosedur implantasi atau manipulasi pada
tanduk hewan sehingga menghasilkan Unicorn.
Seperti yang bisa kita lihat pada kambing ini.
Atau sapi ini.
Tetapi, tentu saja kita tidak membahas makhluk-makhluk diatas. Kita sedang membahas makhluk yang gagah ini:
Mungkinkah ia pernah ada di dunia?
Ilmu
pengetahuan modern mencatat kalau makhluk seperti itu tidak pernah ada.
Namun ada catatan-catatan masa lampau yang sepertinya menunjukkan kalau
makhluk misterius ini mungkin pernah hidup di beberapa bagian dunia.
Hal
ini diperkuat dengan fakta kalau informasi mengenai Unicorn hampir
tidak bisa kita temui di dalam mitologi Yunani. Para penulis Yunani kuno
yang pernah menyinggung mengenai makhluk ini seluruhnya beranggapan
kalau makhluk ini benar-benar ada, tepatnya di India. Ini
mengkonfirmasikan penemuan stempel Mohenjo Daro dan Harappa.
Penulis
yang pertama kali menyinggung mengenai keberadaan makhluk ini adalah
Ctesias yang mendeskripsikan Unicorn sebagai keledai liar dengan satu
tanduk berwarna putih, merah dan hitam sepanjang 1,5 cubit.
Ctesias mendeskripsikan makhluk itu sebagai berikut:
"Unicorn
adalah makhluk asli India. Ukurannya sebesar keledai dengan kepala
berwarna ungu kemerahan. Tubuhnya berwarna putih, matanya berwarna biru
dengan sebuah tanduk muncul dari dahinya. Ujung tanduk itu berwarna
merah terang, tengahnya berwarna hitam dan putih di pangkalnya.
Panjangnya kira-kira 18 inci"
Ctesias juga yang pertama kali melaporkan kalau tanduk Unicorn bisa digunakan untuk menetralisir racun.
Penulis lain, Strabo, juga pernah menyinggung mengenai keberadaan seekor kuda bertanduk di wilayah Caucasus.
Deskripsi yang lebih lengkap kemudian diberikan oleh sejarawan Romawi, Pliny the elder. Mengenai Unicorn, Ia menulis:
"Makhluk
yang sangat ganas ini disebut Monoceros dan memiliki kepala seperti
rusa, kaki seperti gajah, dan ekor seperti babi hutan, sementara bagian
tubuhnya yang lain seperti kuda. Ia mengeluarkan suara rendah yang dalam
dan memiliki satu tanduk berwarna hitam yang keluar dari tengah dahinya
dengan panjang kira-kira dua cubit."
Beberapa sejarawan mendebatkan deskripsi Pliny ini. Ada yang beranggapan kalau ia hanya mendeskripsikan seekor badak dan bukan kuda bertanduk. Namun badak sepertinya tidak "memiliki kepala seperti rusa dan bagian tubuh yang lain seperti kuda".
Selain Pliny, Julius Ceaser juga pernah menyinggung mengenai makhluk ini dengan deskripsi yang mirip dengan Pliny. Menurutnya:
"Kepalanya seperti rusa, kakinya seperti gajah, tanduknya memiliki panjang sekitar 90 cm dengan ekor menyerupai babi hutan."
Apakah mereka sedang membicarakan seekor badak?
Jika bukan, adakah catatan-catatan lain yang lebih modern yang mengkonfirmasikan keberadaan makhluk ini?
Jawabannya: ada.
Laporan penampakan
Pada
tahun 1486, Berhanrd Von Breydenbach, seorang penatua di katedral
Mainz, menceritakan sebuah kisah menarik mengenai perjumpaan dengan
Unicorn. Ia menuangkannya dalam buku berjudul "Peregrinatio in Terram Sanctam"atau "Perjalanan ke tanah suci".
Perjumpaan
ini terjadi pada tahun 1483 ketika ia bersama satu rombongan
beranggotakan 150 orang pergi ke timur tengah untuk melakukan ziarah
rohani. Dalam perjalanan ini, mereka berangkat dari Venice menuju Jaffa,
lalu ke Ramala dengan karavan.
Dari situ mereka melanjutkan
perjalanan ke Yerusalem dan mengunjungi semua tempat-tempat suci disitu.
Setelah itu rombongan pergi menuju gurun Sinai dan mengunjungi biara
Santa Catharina. Di tempat itu, salah seorang peziarah bernama Felix
Fabri bersama sekelompok orang yang sedang bersamanya melihat seekor
Unicorn sedang berdiri di atas bukit dekat kaki gunung Sinai. Felix
bersama rombongan mengamati makhluk ini dengan seksama untuk beberapa
lama. Penampakan ini terjadi pada tanggal 20 September 1483.
Pada
tahun 1530, Ludovica de Bartema, seorang bangsawan Italia yang
melakukan perjalanan ke Mesir, Arab dan India juga bertemu dengan
makhluk misterius ini. Ketika hendak masuk ke Mekkah, ia menggunakan
nama samaran Mussulman supaya bisa membaur dengan rombongan karavan
peziarah lainnya. Di kota itu, Bartema mengaku melihat dua ekor Unicorn.
Tubuh makhluk itu berwarna kuning coklat. Kepalanya seperti rusa dengan
leher dan surai yang panjang. Kakinya pendek dan memiliki kuku seperti
kambing. Menurut penduduk lokal, kedua hewan itu adalah pemberian dari
raja Etiopia yang hendak dipersembahkan kepada sultan Mekkah.
Kesaksian
Bartema menunjukkan kalau pada masa itu, Unicorn mungkin hidup di
Etiopia atau Afrika. Ini ditegaskan dengan kesaksian lain dari Don Juan
Gabriel, seorang kolonel Portugis yang tinggal di Etiopia selama
beberapa tahun. Menurutnya, ia pernah melihat Unicorn di propinsi
Damota. Makhluk itu berukuran seperti kuda dan berwarna agak gelap.
Beberapa orang portugis lainnya yang tinggal di negara itu juga
melaporkan pernah melihat Unicorn sedang merumput di sebuah bukit di
distrik Namna.
Pada abad yang lebih modern, laporan penampakan
Unicorn diceritakan oleh seorang naturalis Swedia bernama Dr.Sparrmann.
Pada tahun 1772-1776, ia melakukan penelitian di Good Hope dan menulis
dalam jurnalnya mengenai seorang pria bernama Jacob Kock.
Kock
yang saat itu melakukan perjalanan menuju Afrika bagian selatan
menemukan batu-batuan yang berukirkan Unicorn. Batu-batu ini ternyata
diukir oleh suku setempat yang bernama Hottentots. Berdasarkan wawancara
Kock dengan anggota suku tersebut, diketahui kalau Unicorn sesungguhnya
telah dikenal dengan baik diantara suku Hottentots. Warga suku tersebut
mengatakan kalau Unicorn memiliki bentuk seperti kuda dengan satu
tanduk di kepalanya. Makhluk ini juga bisa berlari dengan sangat cepat.
Kisah
yang diceritakan Dr.Sparrmann kemudian mendapatkan konfirmasi dari
kisah lain yang diceritakan oleh Mr.Henry Cloete pada tahun 1792 kepada
akademi ilmu pengetahuan Selandia Baru.
Mr.Cloete menceritakan
mengenai pengalaman Gerrit Slinger, salah seorang anggota suku
Hottentots yang saat sedang berperang dengan suku Bushmen, menjumpai
sembilan Unicorn dan menembak salah satunya. Menurut Slinger:
"Makhluk
itu menyerupai seekor kuda dengan warna abu-abu terang. Di bawah
rahangnya ada garis putih. Ia juga memiliki satu tanduk yang tumbuh
tepat di tengah kepalanya. Kepala makhluk ini seperti kuda dan ukurannya
pun kira-kira sama."
Mr.Cloete juga menegaskan kalau hewan ini telah dikonfirmasikan keberadaannya oleh suku Hottentots.
Menarik.
Walaupun
mungkin tidak persis seperti gambaran yang kita miliki di buku-buku
fiksi, sepertinya makhluk bertanduk satu menyerupai kuda benar-benar
pernah ada di dunia!
Elasmotherium
Tentu
saja sebagian peneliti akan tetap menolak keberadaannya dan menganggap
Unicorn hanya sebagai makhluk rekaan atau makhluk mitologi seperti naga.
Namun ada sebagian peneliti yang mencoba untuk melihat dasar
pembentukan kepercayaan mengenai Unicorn.
Mereka percaya kalau Unicorn itu mungkin adalah makhluk yang disebut Elasmotherium, seekor badak Eurasia yang sudah punah jutaan tahun yang lalu.
Walaupun
diperkirakan telah punah jutaan tahun yang lalu, anehnya, di beberapa
suku purba di dunia ada legenda mengenai hewan besar berambut yang
berbentuk seperti sapi dengan satu tanduk besar di kepalanya. Persis
seperti Elasmotherium.
Legenda-legenda suku ini dipercaya telah menjadi dasar pembentukan legenda Unicorn modern.
Namun, apakah Elasmotherium terlihat memiliki tubuh seperti kuda seperti deskripsi para penulis kuno? Sepertinya tidak.
Kalau begitu mungkinkah di luar sana masih ada hewan misterius yang kita kenal dengan sebutan Unicorn?
sumber : xfile-enigma.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar