Econsultancy menggelar polling online untuk mengidentifikasi alasan umum unfollow akun Twitter. Lebih dari 500 responden memberikan pendapatnya.
Berdasarkan survei, perilaku terburuk yang menyebabkan Anda di-unfollow di Twitter karena terlalu berisik. Ini hanya salah satu alasan responden menekan tombol "unfollow". Sebanyak 52 persen orang meninggalkan linimasa akun lain karena gangguan ini.
Kendati banyak yang terganggu dengan pemilik akun yang cerewet, Twitter pendiam juga bisa ditinggalkan. Apabila intensitas Anda menulis tweet rendah, sebanyak 27 persen responden memilih untuk meninggalkan Anda.
Alasan lain bisa juga berlaku untuk akun perusahaan. Sebanyak 48 persen mengaku jengah dengan tweet yang berlebihan memamerkan kemampuan dirinya tanpa malu. Anda perlu mengecek linimasa untuk melihat tweet Anda memiliki kadar narsis yang tinggi atau tidak.
Berdasarkan survei, perilaku terburuk yang menyebabkan Anda di-unfollow di Twitter karena terlalu berisik. Ini hanya salah satu alasan responden menekan tombol "unfollow". Sebanyak 52 persen orang meninggalkan linimasa akun lain karena gangguan ini.
Kendati banyak yang terganggu dengan pemilik akun yang cerewet, Twitter pendiam juga bisa ditinggalkan. Apabila intensitas Anda menulis tweet rendah, sebanyak 27 persen responden memilih untuk meninggalkan Anda.
Alasan lain bisa juga berlaku untuk akun perusahaan. Sebanyak 48 persen mengaku jengah dengan tweet yang berlebihan memamerkan kemampuan dirinya tanpa malu. Anda perlu mengecek linimasa untuk melihat tweet Anda memiliki kadar narsis yang tinggi atau tidak.
Anda juga perlu menjaga agar linimasa tetap "bersih" tanpa mengganggu follower. Orang yang me-ReTweet setiap #FF tentang dirinya bisa dinilai sombong. Begitu pula dengan perusahaan yang terus-menerus membanjiri linimasa dengan ReTweet pendapat positif konsumen.
Alasan lain, terlalu banyak spam. Alasan ini dipilih 47 persen responden. Kampanye media sosial untuk produk perusahaan perlu meninjau muatan tweet-nya agar tidak ditinggal pelanggan.
Pengguna Instagram yang menghubungkan akunnya dengan Twitter juga perlu waspada. Jangan sampai terlalu banyak memuat tagar atau hashtag. Tapi, perilaku ini tidak terlalu mengancam jumlah follower. Hanya 10 persen responden yang merasa terganggu.
Pengguna Tweetlonger atau penulis tweet lebih dari 140 karakter juga harus membenahi tweet-nya. Kebiasaan ini bisa mengganggu pengikut Twitter Anda. Serupa dengan terlalu banyak mengisi tweet dengan kutipan bijak dari tokoh tertentu.
Penulisan tweet juga menjadi sorotan. Anda perlu mengecek kesesuaian tweet dengan Ejaan yang Disempurnakan. Sebanyak 18 persen responden memilih untuk unfollow akun apabila isi tweet tidak ditulis dalam kaidah bahasa yang baik dan benar.
Layaknya dunia nyata, pernyataan negatif juga perlu diperhatikan. Orang yang selalu sinis, egois, dan berkata-kata kasar bisa memancing follower berganti status dengan unfollow. Menyebut diri sebagai ahli bidang tertentu juga perlu menyesuaikan tweet. Jangan sampai sibuk menuliskan tweet yang tidak relevan dengan klaim.
Inilah hasil polling Econsultancy tentang alasan unfollow:
1. Terlalu cerewet (terlalu sering tweet) [52% - 271 suara]
2. Terlalu sering membanggakan diri [48% - 249 suara]
3. Pengirim spam [47% - 245 suara]
4. Tidak cukup menarik [43% - 226 suara]
5. Terlalu banyak pengulangan [29% - 152 suara]
6. Terlalu banyak tweet otomatis [29% - 151 suara]
7. Menyinggung atau tidak profesional [28% - 146 suara]
8. Terlalu banyak tweet meminta belas kasihan [28% - 145 suara]
9. Terlalu pendiam [27% - 141 suara]
10. Terlalu sering Foursquare atau check-in layanan berbasis lokasi [22% - 115 suara]
11. Tidak membalas tweet yang dikirim follower [21% - 108 suara]
12. Salah mengeja atau tidak sesuai EYD [18% - 93 suara]
13. Terlalu banyak ReTweet [17% - 90 suara]
14. Terlalu sering DM [16% - 86 suara]
15. Terlalu banyak tagar atau hashtag [10% - 52 votes]
Alasan lain, terlalu banyak spam. Alasan ini dipilih 47 persen responden. Kampanye media sosial untuk produk perusahaan perlu meninjau muatan tweet-nya agar tidak ditinggal pelanggan.
Pengguna Instagram yang menghubungkan akunnya dengan Twitter juga perlu waspada. Jangan sampai terlalu banyak memuat tagar atau hashtag. Tapi, perilaku ini tidak terlalu mengancam jumlah follower. Hanya 10 persen responden yang merasa terganggu.
Pengguna Tweetlonger atau penulis tweet lebih dari 140 karakter juga harus membenahi tweet-nya. Kebiasaan ini bisa mengganggu pengikut Twitter Anda. Serupa dengan terlalu banyak mengisi tweet dengan kutipan bijak dari tokoh tertentu.
Penulisan tweet juga menjadi sorotan. Anda perlu mengecek kesesuaian tweet dengan Ejaan yang Disempurnakan. Sebanyak 18 persen responden memilih untuk unfollow akun apabila isi tweet tidak ditulis dalam kaidah bahasa yang baik dan benar.
Layaknya dunia nyata, pernyataan negatif juga perlu diperhatikan. Orang yang selalu sinis, egois, dan berkata-kata kasar bisa memancing follower berganti status dengan unfollow. Menyebut diri sebagai ahli bidang tertentu juga perlu menyesuaikan tweet. Jangan sampai sibuk menuliskan tweet yang tidak relevan dengan klaim.
Inilah hasil polling Econsultancy tentang alasan unfollow:
1. Terlalu cerewet (terlalu sering tweet) [52% - 271 suara]
2. Terlalu sering membanggakan diri [48% - 249 suara]
3. Pengirim spam [47% - 245 suara]
4. Tidak cukup menarik [43% - 226 suara]
5. Terlalu banyak pengulangan [29% - 152 suara]
6. Terlalu banyak tweet otomatis [29% - 151 suara]
7. Menyinggung atau tidak profesional [28% - 146 suara]
8. Terlalu banyak tweet meminta belas kasihan [28% - 145 suara]
9. Terlalu pendiam [27% - 141 suara]
10. Terlalu sering Foursquare atau check-in layanan berbasis lokasi [22% - 115 suara]
11. Tidak membalas tweet yang dikirim follower [21% - 108 suara]
12. Salah mengeja atau tidak sesuai EYD [18% - 93 suara]
13. Terlalu banyak ReTweet [17% - 90 suara]
14. Terlalu sering DM [16% - 86 suara]
15. Terlalu banyak tagar atau hashtag [10% - 52 votes]
0 komentar:
Posting Komentar