Senin, 19 Desember 2011

IBU







Merah meradang.




Menyapa dalam tanda tanya.




Tiada lagi bersuara




yang ada hanyalah, kasih sayang.




Gelap, gelap tanpa suara.




Hanyalah sebuah rasa




mengantar datangnya detak
jantung.




Hanyalah rasa




yang mengantar denyut nadi.




Gelap, gelap, dan gelap.




Namun terang




tapi tanpa suara.









Ibu, Ibu, Ibu.




Aku sadar.




Aku mengerti.




Aku tahu.




Aku telah berada dirahimmu




dalam keadaan,




dimana aku sendiri tidak tahu.




Tapi, dari kasih sayang.




Dari belaian kasih,




AKU INI ADA.




Dari rasa.




Dari Syirmu.




Dari denyut nadimu.




dari detak jantungmu,




AKU INI ADA.









Ibu,




Betapa banyak,




betapa banyak, yang
kulupakan
.




Betapa banyak,










betapa banyak, yang telah
aku perbuat
.




Namun, aku tak tahu




aku tak mengerti.




Bahkan kadang, aku ingkar
kepadamu.









Ibu,




dari nada-nadaku.




Dari suaraku.




Dari denyut jantungku.




Dari detak nadiku.




Aku ingin katakan padamu:




”Betapa
banyak,




betapa
banyak,




betapa
banyak,




dosa-dosa
yang mengantar aku.




Betapa
banyak,




dosa-dosa
yang aku jalani




karena
lupa.”









Apakah karena lupa ?




Tapi sebenarnya,




bukanlah karena lupa, Ibu.




Tapi aku tak mengerti.




Bahkan aku tak sadar.




Seperti aku didalam kebingungan




karena aku tak mau tahu




akan diriku sendiri.









Betapa aku seharusnya




menjadikan Engkau sebuah TUGU.




Seharusnya,




aku menjadikan Engkau 




sebagaimana MONUMEN
didalam
kesetiaan.




Seharusnya,




aku menjadikan Engkau




TEMPAT PUJIAN didalam relung hatiku.




Karena aku tahu, Ibu




betapa Engkau telah mengantarku
ke dunia ini.




Aku mengerti dari belaian kasih sayang.




Aku tahu dan aku mengerti




karena aku hidup dari air
susumu.









Namun,




begitu banyak




begitu banyak,




orang yang lalai




untuk mengantarkan Engkau, Ibu




didalam pujian-pujian malam




didalam agung dan rasa
agung 




dalam pujian-pujian,




memanggil namamu dalam belaian kasih sayang.




Karena seharusnya




aku ucapkan rasa terima kasih




yang tiada terhingga.




Namun begitu banyak,




orang yang lupa diri




orang yang tidak tahu diri




orang yang tidak dapat
mengagungkan Engkau,
Ibu




hanya karena duniawi.









Hari ini,




aku akan CETUSKAN.




Aku akan IKRARKAN kepadamu.




Aku akan TULUS KEMBANGKAN
didalam
HATI NURANI-ku.




Aku akan katakan kepada semua
orang:




 ”Janganlah,




janganlah engkau lupa kepada
Ibumu !”









Tapi Ibu,




aku bersumpah




aku berjanji kepadamu.




Dan biarlah dunia ini adalah
sebuah kesaksian.




Karena aku hidup didalam muka




aku hidup didalam muka bumi.




Sebagaimana, aku telah
diantarkan




dalam kasih sayang oleh Engkau, Ibu









Ibu,




begitu banyak orang yang lupa
akan dirimu.




Begitu banyak orang yang lalai
akan dirimu.




Begitu banyak orang yang
mencampakkan dirimu.




Dan begitu banyak anak-anakmu
yang tidak lagi,




”mengenal” dirimu.




Begitu banyak manusia-manusia




yang tidak lagi menyuarakan kasih sayang, Ibu.




Begitu banyak manusia yang
lalai.




Bahkan kadangkala




tak mau tahu, 










tak mau mengerti,


dan tak mau peduli akan Ibu.





Pada hari ini


aku BERJANJI kepadamu, Ibu:


”Engkau
adalah Mahligai didalam hidupku”.


”Karena tanpamu,


aku tak dapat seperti ini.


Karena tanpamu,


aku tak dapat menginjakkan kaki
di bumi.


Karena tanpamu,


aku tak akan melihat langit.


Karena tanpamu,


aku tak dapat mengantarkan
hidup ini


kedalam jenjang berikutnya”.





Ibu, Ibu, Ibu.


Aku mohon kepadamu,


aku mohon kepadamu.


Janganlah Engkau hanya karena perbuatan manusia


aku jadikan aku sebagaimana dia.


Tapi aku bersimpuh di
haribaanmu


aku bersimpuh di hadapanmu.


Engkau adalah Dewa Agung didalam hidup.


Engkau adalah Pujian Agung didalam hidup.


Engkau adalah Segalanya bagiku.





Sebelum Engkau meninggalkan dunia ini


sebelum aku ditinggalkan olehmu


AKU BERJANJI


AKU BERSUMPAH:


“Ibu,


Betapa, betapa
Engkau adalah Pujian Agung.


Betapa Engkau
adalah Mahligai Agung.


Betapa Engkau
adalah Sumber Do’a Agung”.



















Untukmu AKU BERSUMPAH.




Untukmu AKU BERJANJI:




”Aku akan agungkan, didalam kerinduan malam.




Aku akan
agungkan, didalam kehidupan.




Aku akan
agungkan, didalam kerinduan antara bumi dan langit ”.









IBU, IBU, IBU, DAN IBU




ADALAH MAHLIGAI AGUNG BAGI DIRIKU.





























Plumpang
Semper, Jakarta Utara




Kamis,  06 November 2008 – 08 Dzulqi’dah 1429 H




21:35-
21:45 wib





















0 komentar:

Posting Komentar