Tragedi Runtuhnya Jembatan Kutai
Kartanegara di Tenggarong Kalimantan Timur memunculkan sejumlah
spekulasi penyebabnya. Ada yang menganalisnya secara ilmiah, namun ada
pula yang menguraikannya dengan metode nonilmiah dan irasional seperti
berdasarkan peramalan ala Cina (Feng Shui) dan ungkapan paranormal alias
dukun.
Seorang ahli Feng Shui sebagaimana
ditayangkan Trans 7 Senin, 28 November 2011 mengungkapkan, tiga bencana
besar di Indonesia terjadi setiap tanggal 26. Gempa dan gelombang tsunami di Aceh Desember 2005 terjadi pada tanggal 26. Meletusnya Gunung Merapi Oktober 2010 yang turut menewaskan Mbah Maridjan terjadi pada tanggal 26. Begitu pula dengan runtuhnya Jembatan Tenggarong November 2011 terjadi pada tanggal 26.
Jurnal Segihan
mencoba menelusuri waktu-waktu terjadinya bencana besar di Indonesia.
Dimulai dengan Gunung Krakatau yang meletus dahsyat pada abad ke-19.
Ternyata sungguh mencengangkan, meletusnya gunung yang suara ledakannya
sampai ke negara lain itu terjadi pada 26 Agustus 1883.
Jurnal Segihan juga menemukan daftar bencana lainnya pada abad ke-21 ini dengan hasil yang semakin heboh sebagai berikut:
- Gempa Yogyakarta terjadi pada 26 Mei 2006.
- Gempa Tasikmalaya terjadi pada 26 Juni 2010.
- Tsunami Mentawai terjadi pada 26 Oktober 2010.
Karena kesamaan tanggal tersebut, muncul pertanyaan apakah berarti mitos tanggal 26 bisa disahkan secara absolut dan ilmiah sebagai tanggal spesialis terjadinya bencana atau musibah besar?
Untuk menjawabnya, perlu kita analisis satu persatu. Jurnal Segihan memperoleh analisis yang sangat cerdas dari Blogger Enigma dari link http://xfile-enigma.blogspot.com/2010/11/tangal-26-angka-66-dan-bencana-nasional.html.
Tsunami besar Aceh yang terjadi pada
tahun 2004 memang benar terjadi pada tanggal 26 Desember. Peristiwa ini
memakan korban lebih dari 200.000 orang dan tercatat sebagai salah satu
bencana alam terbesar di dunia. Begitu pula dengan meletusnya Gunung
Krakatau memang terjadi pada tanggal 26-27 Agustus 1883. Jadi, klaim
mengenai ini akurat.
Nah, masalahnya adalah gempa Yogyakarta
yang terjadi pada tahun 2006. Gempa ini sesungguhnya bukan terjadi pada
tanggal 26 Mei, melainkan pada tanggal 27 Mei. Kita bisa mengeceknya di
halaman wikipedia berikut ini. Lihat di: http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Yogyakarta_2006. Jadi, gempa Yogyakarta tidak bisa dikaitkan dengan tanggal 26.
Lalu, Gempa Tasikmalaya tahun 2010. Gempa
ini memang terjadi pada tanggal 26 Juni. Namun masalahnya gempa ini
tidak bisa disebut bencana alam karena gempa yang terjadi berkekuatan
kecil dan tidak menimbulkan kerusakan apapun. Kita bisa mengeceknya di
link dari vivanews berikut ini. Lihat di: http://nasional.vivanews.com/news/read/160505-bmkg–gempa-6-3-sr-tak-akan-merusak-bangunan. Karena itu, memasukkan gempa Tasikmalaya Juni 2010 sebagai daftar bencana alam tidak pas sama sekali.
Berikutnya adalah Tsunami Mentawai tahun
2010. Sekali lagi, tsunami Mentawai sesungguhnya bukan terjadi pada
tanggal 26 Oktober 2010, melainkan tanggal 25 Oktober 2010. Kita bisa
mengeceknya di link kompas.com berikut ini: http://regional.kompas.com/read/2010/10/29/11115638/Tsunami.Sunyi.di.Mentawai. Dengan demikian tsunami Mentawai juga tidak memiliki kaitan dengan tanggal 26.
Lalu, bencana meletusnya gunung Merapi
pada Oktober 2010. Mengenai hal ini, kaitannya dengan tanggal 26 pun
bisa diperdebatkan. Soalnya gunung Merapi sesungguhnya telah meletus dan
mengeluarkan lava pada tanggal 25 Oktober, bukan 26 Oktober. Salah satu
situs berita yang memuat kisah ini adalah Jakartapost.com pada tanggal
25 Oktober 2010.
The Jakarta Post, Jakarta | Mon, 10/25/2010 4:44 PM
“Mount Merapi erupted several times on Monday afternoon,
spewing lava down its southern and southeastern slopes. Three major
eruptions were recorded at 2:04 p.m., 2:24 p.m. and 3:15 p.m, according
to reports from Merapi monitors and as reported by kompas.com.”
Jadi, pada tanggal 25 Oktober itu, Merapi
telah memuntahkan lava sebanyak 3 kali, yaitu pada pukul 14:04, 14:24
dan 15:15. Letusan tanggal 26 Oktober adalah letusan yang lebih diingat
karena memakan korban jiwa akibat adanya wedus gembel.
Kesimpulannya adalah, dari 7 bencana yang
disebut berkaitan dengan tanggal 26, hanya 6 peristiwa yang bisa
disebut sebagai bencana. Dan dari 6 itu, yang terjadi pada tanggal 26
hanya 3 peristiwa, yaitu Krakatau meletus, tsunami Aceh, dan jembatan
Tenggarong runtuh.
Jadi, mengaitkan bencana-bencana tersebut dengan tanggal 26 sama sekali tidak beralasan.
Lagipula, kita bisa mengkritisi argumen
sang ahli Feng Shui, mengapa bencana alam besar lainnya seperti gempa
Padang, tsunami Pangandaran dan banjir Wasior tidak dimasukkan? Padahal
korban jiwa akibat bencana-bencana tersebut juga sangat banyak.
Tentu saja karena bencana-bencana tersebut tidak terjadi pada tanggal 26.
Gempa Padang terjadi pada tanggal 30
September 2009. Tsunami Pangandaran terjadi tanggal 17 Juli 2006 dan
banjir Wasior terjadi pada tanggal 04 Oktober 2010. Lagipula, jika
letusan Merapi bulan Oktober 2010 disinggung, mengapa letusan Merapi
tahun 1994 dan 2006 tidak disinggung?
Mungkin karena pada tahun 1994, Merapi
meletus tanggal 22 November (27 korban jiwa) dan pada tahun 2006, Merapi
meletus tanggal 19 April.
Jadi, sekali lagi, bencana nasional di
Indonesia tidak hanya terjadi pada tanggal 26. Dengan kata lain, ini
adalah contoh kehebohan yang didasarkan pada data yang tidak akurat.
Lalu, ada sebuah daftar yang menarik dari
sebuah media. Untuk memperkuat argumen mengenai kaitan antara tanggal
26 dengan bencana besar, media tersebut memberikan daftar 34 gempa bumi,
2 tsunami dan 1 gunung meletus yang terjadi pada tanggal 26. Kali ini
bencana yang didaftar adalah bencana-bencana yang terjadi di seluruh
dunia antara tahun 1531 hingga sekarang.
Berikut daftar bencana-bencana tersebut:
- 26 Jan 1531 gempa bumi di Lisbon, Portugal, 30.000 orang tewas
- 26 Jan 1700 gempa di Laut Pasifik, dari Vancouver Island, Southwest
Canada off British Columbia hingga Northern California, Pacific
Northwest, USA. Dikenal sebagai megathrust earthquake. - 26 Jul 1805 gempa bumi di Naples, Calabria, Italy, 26.000 orang tewas
- 26 Agt 1883 Gunung Krakatau meletus, 36.000 orang diperkirakan tewas
- 26 Des 1861 gempa bumi di Egion, Yunani
- 26 Mar 1872 gempa bumi di Owens Valley, USA
- 26 Agt 1896 gempa bumi di Skeid, Land, Islandia
- 26 Nop 1902 gempa bumi di Bohemia, sekarang Czech Republic
- 26 Nop 1930 gempa bumi di Izu
- 26 Sep 1932 gempa bumi di Ierissos, Yunani
- 26 Des 1932 gempa bumi di Kansu, Cina, 70.000 orang tewas
- 26 Okt 1935 gempa bumi di Colombia
- 26 Des 1939 gempa bumi di Erzincan, Turki, 41.000 orang tewas
- 26 Nov 1943 gempa di Tosya Ladik, Turki
- 26 Des 1949 gempa bumi di Imaichi, Jepang
- 26 Mei 1957 gempa di Bolu Abant, Turki
- 26 Mar 1963, gempa bumi di Wakasa Bay, Jepang
- 26 Jul 1963 gempa bumi di Skopje, Yugoslavia, 1.000 orang tewas
- 26 Mei 1964 gempa bumi di S. Sandwich Island
- 26 Jul 1967 gempa bumi di Pulumur, Turki
- 26 Sep 1970 gempa bumi di Bahia Solano, Colombia
- 26 Jul 1971 gempa bumi di Solomon Island
- 26 Apr 1972 gempa bumi di Ezine, Turki
- 26 Mei 1975 gempa bumi di N. Atlantic
- 26 Mar 1977 gempa bumi di Palu, Turki
- 26 Des 1979 gempa bumi di Carlisle, Inggris
- 26 Apr 1981 gempa bumi di Westmorland, USA
- 26 Mei 1983 gempa bumi di Nihonkai, Chubu, Jepang
- 26 Jan 1985 gempa bumi di Mendoza, Argentina
- 26 Jan 1986 gempa bumi di Tres Pinos, USA
- 26 Apr 1992 gempa bumi di Cape Mendocino, California, USA
- 26 Okt 1997 gempa bumi di Italia
- 26 Des 2004 Tsunami Aceh
- 26 Mei 2006 Gempa Jogja
- 26 Juni 2010 Gempa Tasikmalaya
- 26 Okt 2010 Tsunami Mentawai
- 26 Okt 2010 Merapi meletus.
Apabila kita hanya membaca sekilas, kita
akan segera takjub melihat betapa banyaknya bencana (gempa bumi) yang
terjadi pada tanggal 26. Tetapi masalahnya adalah, daftar ini sangat misleading
(menyesatkan) karena telah ditarik keluar dari konteks. Ini adalah
contoh bagaimana sebuah “kesan” bisa muncul karena tidak mendapatkan
gambaran besarnya. Seharusnya daftar ini dibandingkan dengan daftar
seluruh gempa bumi yang terjadi antara tahun 1500 hingga sekarang.
Dengan demikian gambaran yang sesungguhnya baru bisa terlihat dengan
jelas.
Namun, kita hanya akan melihat gambaran
bencana yang terjadi pada abad 20 dan 21. Jadi, kita akan menghilangkan
bencana no.1 sampai no.7 karena bencana-bencana tersebut terjadi sebelum
tahun 1900. Lalu, kita akan membuang bencana no. 33 hingga no. 37 (yang
terjadi di Indonesia) karena sudah kita bahas di atas. Lagipula, kita
memang harus mengeluarkan bencana gunung meletus dan tsunami karena
daftar itu seluruhnya berisi bencana gempa bumi.
Sekarang kita memiliki daftar 25 bencana gempa bumi dunia yang terjadi pada tanggal 26 antara tahun 1900 hingga sekarang.
Apakah jumlah ini cukup banyak sehingga kita bisa menganggap tanggal 26 memiliki arti mistis?
Tentu saja tidak. Kita akan tunjukkan dengan statistik.
Di wikipedia, ada satu halaman khusus
yang mendaftar gempa-gempa bumi yang terjadi antara tahun 1900 hingga
sekarang. Kita bisa melihat daftar itu dengan mengklik di: http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_deadly_earthquakes_since_1900.
Dalam daftar ini terdapat 1.316 gempa yang terjadi di seluruh dunia
(Bukankah luar biasa ada orang yang sedemikian rajinnya membuat daftar
ini?).
Lalu, Blogger Enigma
menghitung jumlah gempa berdasarkan tanggal terjadinya. Ternyata dari
1.316 gempa bumi tersebut, yang terjadi pada tanggal 26 hanya muncul
sebanyak 50 kali (lebih banyak dari 25 gempa di daftar atas). Namun,
jumlah ini hanya 3,8% dari keseluruhan daftar tersebut.
1.316 gempa itu ternyata terbagi hampir merata pada semua tanggal.
Tanggal terbanyak terjadinya gempa adalah
tanggal 14 (57 kali – 4,33%). Lalu yang kedua adalah tanggal 25 (55
kali – 4,18%) dan disusul dengan tanggal 22 (54 kali – 4,10%).
Tanggal yang paling sedikit terjadi gempa
adalah tanggal 31, yaitu hanya terjadi sebanyak 26 kali atau 1,98%. Ini
wajar karena tanggal 31 hanya muncul 7 kali dalam 1 tahun.
Tanggal 26 menempati urutan ke 4 bersama-sama dengan tanggal 21 dan tanggal 13.
Blogger Enigma mengkonversi data ini ke dalam sebuah chart untuk mempermudah melihat persentase tiap tanggal.
Hasilnya: sebuah roda yang sangat cantik.
Susunan
warna pada roda tersebut menunjukkan kalau tidak ada tanggal yang
mendominasi bencana. Semua mendapat jatahnya masing-masing.
Nah, sekarang, masihkah percaya kalau tanggal 26 adalah tanggal spesialis bencana?
Kesimpulan, tentu saja sebagai
manusia yang berakal sehat dan berpemikiran ilmiah akan sepakat untuk
tidak mengaitkan tanggal 26 sebagai mitos tanggal terjadinya bencana
besar. Tidak ada misteri pada tanggal 26 dan tidak pula spesial atau
istimewa tanggal 26.
Catatan: Kita juga bisa mengecek daftar gempa bumi besar di Indonesia dari situs earthquake.usgs.gov. Dan kita bisa melihat kalau tanggal 26 tidak mendominasi bencana-bencana tersebut.
silahkan anda Copy paste artikel diatas
tapi kalau anda tidak keberatan mohon cantumkan sumber dengan linkback ke blog ini.
terimakasih....!!!
0 komentar:
Posting Komentar