Akhirnya saya harus mengakui akan kesaktian agama. Betapa tidak sakti, perbuatan yang seperti tindakan Amrozi cs dalam pengeboman di Bali masih bisa mendapat pembenaran yang sangat meyakinkan. Sebegitu meyakinkannya sehingga bahkan dengan gagahnya mereka dapat menyandang label yang sangat mentereng. Seorang Mujahid.
Gelar yang sangat suci. Mujahid bagi saya adalah label tertinggi yang dapat disematkan pada seorang manusia. Mujahid menurut saya adalah orang-orang yang sudah kenal dengan Allah. Maka bisa sangat yakin bahwa segala tindakannya telah sejalan dengan kehendak Allah. Jika seorang Mujahid membunuh seserang, maka memang itulah yang menjadi kehendak Allah. Bukan karena kebencian atau pengaruh nafsu duniawi lainnya.
Nah, sekarang Amrozi cs telah berhasil mendapat gelar Mujahid tersebut. Terlepas bahwa apa mereka benar-benar Mujahid di mata Allah, namun setidaknya mereka telah dapat berbangga sebelum ajal mereka. Juga mereka dapat mewariskan jalan yang mereka pilih dengan lebih meyakinkan. Tentu orang lebih percaya akan jalan yang diambil seseorang yang bergelar Mujahid bukan? Mereka itu memang sungguh manusia yang beruntung.
Dan pengaruhnya kepada saya adalah peristiwa ini membuat mata saya terbuka mengenai betapa agama itu ternyata benar-benar sakti mandraguna. Terbukti dalam kasus Amrozi cs ini. Jika agama tidak diikutkan dalam hal ini, maka Amrozi cs hanyalah menjadi kelompok pembunuh yang berdarah dingin. Pembunuh yang menatap para korbannya dengan senyum bahagia penuh kemenangan. Namun dengan kesaktian agama maka sebutan pembunuh berdarah dingin berubah menjadi seorang Mujahid.
Saran saya kepada anda-anda yang belum beragama, sebaiknya beragama secepat mungkin, sehingga jika nanti anda membunuh maka bisa seberuntung Amrozi cs. Memperoleh pembenaran dan akhirnya menyandang gelar Mujahid.
0 komentar:
Posting Komentar