Selasa, 04 Januari 2011

Legenda 'Watu Singa' di Lautan Pasir Gunung Bromo






Watu Singa yang dikubur pasir






Pasuran
- Watu Singa (Batu Singa) tak lagi terlihat bentuknya. Abu dan pasir
yang disemburkan dari kawah Gunung Bromo telah menyelimutinya. Jika
dibiarkan, maka dikuatirkan lambat laun 'saksi bisu' legenda Tengger ini
akan terkubur.



Watu Singa, adalah batu besar yang bentuknya menyerupai Singa sedang
'bersantai'. Lokasinya di sekitar pasir berbisik, atau hanya 1 kilometer
dari kaki tangga menuju puncak bibir kawah Bromo.



Asal mula Watu Singa tak banyak yang mengetahui. Namun menurut legenda,
keberadaan Watu Singa adalah salah satu bagian sejarah tentang masa lalu
Gunung Bromo dan Suku Tengger.



Menurut cerita rakyat, Joko Seger seoerang pemuda biasa diangkat menjadi
Adipati Wengker di kawasan Ponorogo tahun 1150 M setelah menyembuhkan
Dewi Retno Wulan. Setelah sembuh, Dewi Retno Wulan pun berganati nama
menjadi Loro Anteng dan dinikahkan dengan Joko Seger.



Namun pasangan tersebut tak juga dikarunai keturunan. Dalam semedinya,
mereka mendapatkan beberapa petunjuk yang isinya bahwa Joko Seger dan
Loro Anteng telah membuat suatu kesalahan yang menyebabkan mereka tidak
dikaruniai anak untuk menebus kesalahannya Joko Seger dan Loro Anteng
harus mengadakan selamatan Sepasar.



Kemudian Joko Seger dan Loro Anteng diberikan petunjuk apabila mereka
ingin mempunyai keturunan mereka harus bersemedi di gunung yang
diselimuti kabut rata di daerah Oro-Oro Ombo, tepatnya Gua Widodaren
yang kemudian oleh Joko Seger dinamakan lautan pasir Gunung Bromo.



Dalam perjalanan di Oro-oro Ombo, tepatnya di areal watu kutho, Joko
Seger harus bisa menaklukan singa terlebih dahulu sebelum menghuni di
situ. Dan Joko Seger mampu mangalahkan singa.



"Sebagai bentuk penghormatan maka Singa itu berubah menjadi batu. Sampai
sekarang menjadi obyek wisata," kata Trisno Sudighdo SE, warga Tengger
Brang Kulon Tosari Kabupaten Pasuruan kepada detiksurabaya.com, Sabtu
(1/1/2011).



Menurut Trisno Sudighdo, perjalanan pasangan Joko Seger dan Loro Anteng
itu cukup panjang dan berliku-liku. Dan dari kisah yang berhasil
ditelusurinya, pasangan itu telah meninggalkan sejumlah nama kawasan di
berbagai tempat yang dilaluinya.



"Saya menghimpun informasi dari beberapa dukun. Dan akan saya bukukan
agar legenda Tengger dan Bromo bisa diketahui khalayak luas," kata
Trisno Sudighdo yang sehari-hari berwiraswasta ini.



Menurut pengagum berat almarhum Gus Dur ini, perjalanan Joko Seger dan
Loro Anteng ini menjadi legenda, karena banyak meninggalkan jejak
sejarah terbentuknya cikal bakal nama sebuah daerah.



"Termasuk cikal bakal upacara Kasada. Dan masyarakat banyak yang tidak
tahu," kata Trisno Sudighdo yang selama ini rajin menulis legenda
Tengger di blog miliknya.






[source:http://surabaya.detik.com/read/2011/01/01/192258/1537403/475/legenda-watu-singa-di-lautan-pasir-gunung-bromo?y991102465]


0 komentar:

Posting Komentar